Membahas Penanganan Covid-19, Walikota Surabaya Marah Saat Rapat

20 Mei 2020, 08:55 WIB
Walikota Surabaya Tri Rismaharini //Instagram/tri.rismaharini

RINGTIMES BANYUWANGI  - Walikota SurabayaTri Rismaharini diketahui telah marah saat mengadakan rapat bersama beberapa pihak untuk membahas pasien virus corona baru atau COVID-19 di wilayahnya.

Rapat tersebut diadakan bersama Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Surabaya dan Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) Jawa Timur di Halaman Balaikota Surabaya pada Senin, 11 Mei 2020.

Dalam salah satu bahasan, terdapat pernyataan yang membicarakan ketersediaan tempat tidur bagi warga Kota Surabaya yang terkonfirmasi positif virus corona, ternyata tidak tersedia di rumah sakit rujukan.

Baca Juga: Colorindo Bantah Klaim Bapenda Banyuwangi Terkait Tunggakan Pajak

Sumber Berjudul:Pasien Luar Kota Penuhi RS Rujukan Corona Surabaya, Risma: Masa di Kota Sendiri Tak Dapat Perawatan

Risma akhirnya cukup marah karena pasien positif COVID-19 asal Surabaya harus menjalani karantina mandiri di rumah masing-masing.

"Masa di kota sendiri enggak dapat tempat perawatan. Contohnya, di RS Soewandhi, dipenuhi pasien dari luar kota, semuanya dirujuk ke Surabaya. Sementara, pasien asal Surabaya malah tidak dapat tempat," ujarnya.

Menurut perhitungan risma, sebanyak 50 persen pasien virus corona di sejumlah rumah sakit Surabaya berasal dari luar daerah.

Baca Juga: Jalan Ditutup Tapi Mall Ramai?, Begini Sindiran Warga Untuk PSBB

Beberapa kasus, lanjut Risma bahkan masuk melalui Unit Gawat Darurat (UGD) rumah sakit.

Tidak jarang, pasien COVID-19 tiba dari luar Surabaya bersama rombongan keluarga.

Tentunya hal tersebut dapat meningkatkan risiko penularan virus corona yang semakin tinggi.

Baca Juga: Mau Tau Cara Mengecek Status Bansos Covid-19? Mari Simak Caranya

"Kalau dia OTG lalu pergi ke mana-mana (jalan-jalan) di Surabaya, misalnya ke warung makan dan tempat lain, tentu ini yang membuat berat kepada kami di Surabaya," tambah Tri Rismaharini.

Risma mengimbau, agar pasien dengan gejala ringan atau Orang Dalam Pengawasan (ODP) dari luar daerah sebisa mungkin tidak dirujuk ke Surabaya.

Terlebih bila ada fasilitas rumah sakit di kota atau kabupaten tempat tinggal pasien.

Baca Juga: Ternyata Vaksin Virus Corona Sudah Ada Sejak 2001?Simak Faktanya

"Nanti mereka harus ikuti bagaimana protokolnya. Jadi nggak semua orang masuk terus diterima. Padahal protokolnya kan harus diikuti. Kalau sedang-sedang saja kenapa harus dirujuk di rumah sakit Surabaya," ujarnya.

Kini, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya telah melakukan komunikasi dengan salah satu rumah sakit agar dapat digunakan sebagai ruang tempat perawatan pasien virus corona.

"Kami sudah mengkomunikasikan dengan rumah sakit Husada Utama, untuk bisa kita gunakan. Ruang hall pertemuannya katanya bisa sampai 500 bed. Bed-nya dari kita nanti kita bantu, kemudian kita bisa gunakan untuk pasien kita," pungkasnya.(Penulis: Sophia Tri Rahayu) 

Baca Juga: Ternyata Vaksin Virus Corona Sudah Ada Sejak 2001?Simak Faktanya

Editor: Sophia Tri Rahayu

Sumber: Pikiran-Rakyat.com

Tags

Terkini

Terpopuler