Masyarakat Diminta Waspada, BMKG Menyebutkan ada 92 Kali Guncangan Gempa Bumi

24 Oktober 2020, 18:30 WIB
ilustrasi gempa / Masyarakat Diminta Waspada, BMKG Menyebutkan ada 92 Kali Guncangan Gempa Bumi /pixabay.com / photo by tumisu

RINGTIMES BANYUWANGI – Catatan dari Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menunjukkan bahwa guncangan gempa sebanyak 92 kali terjadi di Bengkulu dan sekitarnya pada 23 hari terakhir. Oleh karena itu, masyarakat diminta untuk waspada.

Kepala Stasiun Geofisika Kelas III Kepahiang Litman ST mengungkapkan bahwa tidak seluruh masyarakat merasakan getaran gempa yang terjadi.

Hal itu dikarenakan ada gempa yang getarannya dengan skala kecil, bahkan durasinya tidak terlalu lama.

Baca Juga: Mudahnya Transfer Saldo ShopeePay, Ikuti 5 Langkah Ini 

“Pada tanggal 19 Oktober lalu, Bengkulu terjadi dua kali gempa yang cukup terasa dengan magnitude di atas 5 SR. Selebihnya dengan kekuatan di bawahnya dan tidak terasa, itu terjadi hampir sampai setiap harinya,” ungkapnya seperti dikutip Ringtimesbanyuwangi.com dari mantrasukabumi.com.

Berita ini sebelumnya telah terbit di Mantra Sukabumi dengan judul Diguncang 92 Kali Gempa, BMKG Minta Masyarakat untuk Waspada

Litman menegaskan jika gempa tersebut ada yang berasal dari laut, yaitu jalur sunduksi, serta adanya aktifitas sunduksi pertemuan dua lempeng besar Mentawai dan Eurasia.

Selain dari laut, gempa di Bengkulu juga ada yang berasal dari darat, hal itu terjadi lantaran ada patahan besar Sumatera.

Baca Juga: Asam Urat Kambuh? Temulawak, Kunyit dan Kumis Kucing Kombinasi Sempurna untuk Menumpasnya

Oleh karena itu menurutnya bahwa Bengkulu merupakan daerah rawan gempa. Bahkan pernah terjadi gempa terasa getarannya enam sampai delapan kali dalam satu hari dengan magnitudo getaran yang kecil.

“Dengan rawannya wilayah Bengkulu, kami terus menghimbau masyarakat Bengkulu hendaknya tetap selalu waspada, dan tidak perlu terlalu takut berlebih dengan terjadinya gempa,” bebernya.

Sementara itu, menurut Litman gempa yang dalam seminggu terakhir terjadi berasal dari aktifitas lempeng Mentawai dari perairan Pagai Sumatera Barat. 

Baca Juga: 6 Jenis Buah yang Dianjurkan Bagi Penderita Asam Urat

Karena itulah, ia mengingatkan, khususnya bagi warga yang tinggal di pinggir laut atau pantai, ketika ada gempa besar, sebaiknya menjauhi pantai untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.

“Dalam hal kejadian gempa, kita juga minta masyarakat untuk mencari tahu dulu kebenaran info yang beredar, sebab saat mengumumkan posisi siaga bencana itu harus dari pihak terkait yang resmi, seperti BPBD, BMKG atau lembaga terkait lainnya,” pungkasnya.*** (Andriana/Mantra Sukabumi)

Editor: Shofia Munawaroh

Sumber: Mantra Sukabumi

Tags

Terkini

Terpopuler