Network
RINGTIMES BANYUWANGI – Banjir yang merendam di beberapa wilayah DKI Jakarta kembali menjadi perbincangan hangat di tengah guyuran hujan deras di tanah air.
Akibat banjir di beberapa wilayah Ibukota, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan justru semakin santer dibicarakan karena dapat semprotan dari sana-sini. Urusan banjir belum usai, janji-janji Anies Baswedan saat pemilu pun malah diungkit oleh beberapa pihak.
Alih-alih bisa menangani kasus banjir yang menjadi langganan Ibukota, Anies Baswedan justru dianggap memperparah kondisi banjir di beberapa titik di DKI Jakarta.
Baca Juga: ShopeePay dan Kitabisa.com Berbagi Kebahagiaan di Bulan Kasih Sayang Melalui Gerobak Usaha
Baca Juga: BMKG Sebut Banjir Ancam 15 Provinsi ini Esok Hari, Warga Diminta Waspda
Lebih parah lagi, nama Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarti ini kembali dibandingkan dengan lawan politiknya tahun 2017 lalu, Ahok, yang juga mantan Guberner DKI Jakarta.
Dapat semprotan dari sana-sini akibat banjir yang menggenang di sejumlah titik Ibukota Jakarta, Anies Baswedan mendapatkan banyak penilian kinerjanya yang dinilai tak lebih baik dari Ahok, mantan Gubernur DKI Jakarta.
Turut menyikapi kebijakan Anies Baswedan, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto membuka suara. Ia menilai bahwa Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan salah berasumsi terhadap banjir yang menggenangi sejumlah wilayah di DKI Jakarta, dengan menyebut air akan selalu masuk atau menyerap ke bumi pada beberapa waktu lalu.
Asumsi Anies Baswedan tersebut pun disangkal dan dikritisi oleh Hasto, ia merasa jika hal tesbut yang justru membuat Jakarta semakin parah dengan kondisi banjir.
"Kalau bicara banjir Jakarta, kan saya juga sebagai sebuah kritik, karena asumsi yang salah bahwa air itu akan masuk ke bumi. Itu kan yang disampaikan pada saat kampanye," kata Hasto dalam keterangannya, Sabtu 20 Februari 2021.
Baca Juga: BMKG Ungkap Penyebab Banjir Jakarta, Salah Satunya Pasang Naik Air
Sebelumnya, saat kampanye Anies Baswedan pernah menyatakan jika penanganan banjir di DKI Jakarta harus dilakukan dengan cara memastikan air terlebih dahulu untuk meresap ke dalam tanah.
Terkait dengan banjir dan penangan yang dilakukan Anies Baswedan kurang tepat, Hasto menyatakan jika banjir di Jakarta adalah persoalan manajemen, tata ruang, dan keberanian mengambil keputusan.
Seperti yang diketahui bersama, banjir telah merendam beberapa titik lokasi di Ibukota sejak 20 Februari 2021 dini hari akibat intensitas hujan yang tinggi.
Menurut laporan, banjiir terparah yang terjadi di DKI Jakarta melanda Jakarta Barat dan Selatan bahkan telah mencapai ketinggian satu meter.
Ketika beberapa pihak tengah mempermasalahkan kinerja Anies Baswedan saat menangani banjir DKI Jakarta, nama Ahok justru muncul secara tiba-tiba dan malah menjadi trending di Twitter.
Baca Juga: Hari ini, Sejumlah Titik di Jakarta Terendam Banjir Setinggi Leher Orang Dewasa
Sejak cuitan nama Ahok mencuat, hingga kini tagar #Ahok pun telah diunggah oleh 5.200 lebih cuitan di laman sosial media Twitter.
Saat nama Ahok digemakan oleh warganet, salah satu tokoh politikus, kader dari Partai PDI Perjuangan, Budiman Sudjatmiko justru muncul dan membandingkan kinerja keduanya.
Dalam cuitannya, Budiman Sudjatmiko mengatakan jika Ahok yang kasar dan Anies yang sopan kini terlihat cara kerja dan hasil kerjanya.
“Ahok ("penista agama" & "kasar"): berapa titik banjir saat dia selesaikan jabatannya (sebelum kemudian ditahan)? Anies ("santun"): berapa titik banjirnya kini? Sebab begitulah mereka dibedakan saat warga DKI harus memilih pada 2017. Memang ngehek sih!” tulis Budiman Sudjatmiko di laman Twitter pribadinya.
Ahok yang dikatakan sebagai penista agama justru bisa menekan kasus banjir DKI Jakarta, dan Anies Baswedan yang dikatakan santun oleh warga jelang Pemilu justru gagal bekerja dan mengatasi kasus banjir di Jakarta.***
