Moeldoko Untuk Pertama Kalinya Buka Suara Soal Kisruh Demokrat, Beberkan Alasan Mau Kudeta Demokrat

- 28 Maret 2021, 16:20 WIB
Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko akhirnya kembali muncul di depan publik./Instagram.com/@dr_moeldoko
Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko akhirnya kembali muncul di depan publik./Instagram.com/@dr_moeldoko /

RINGTIMES BANYUWANGI – Kepala Staf Presiden, yang juga merupakan Ketua Umum Partai Demokrat versi KLB, Moeldoko, untuk pertama kalinya buka suara perihal kekisruhan yang sudah lama terjadi terkait di internal Partai Demokrat.

Moeldoko yang sudah lama ditunggu pernyataannya terkait hal ini pada akhirnya membeberkan alasannya mau ikut gerbong KLB Sibolangit, Deli Serdang dan mau menjadi seorang Ketum Partai Demokrat versi KLB.

Pernyataanya tersebut ia sampaikan dalam sebuah video berdurasi hampir 3 menit yang diunggah di akun Instagram resminya @dr_Moeldoko pada Minggu, 28 Maret 2021.

Baca Juga: Diskon Hingga 90% PLUS Voucher, Belanjaan Kamu Jadi Lebih Murah Lagi di Shopee Murah Lebay!

Baca Juga: Isu Puan Maharani-Moeldoko di Pilpres 2024, Yan Harahap: Masak Sama Pembegal?

Moeldoko mengatakan alasannya mau menerima pinangan untuk memimpin Partai Demokrat meski saat itu, Partai Demokrat masih memiliki Ketum resmi, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Moeldoko mengatakan jika saat ini telah terjadi perubahan arah demokrasi di internal Partai Demokrat.

"Saya ini orang yang didaulat untuk memimpin Demokrat. Kekisruhan sudah terjadi, arah demokrasi sudah bergeser di dalam tubuh Demokrat," kata Moeldoko, dikutip Ringtimesbanyuwangi.com dari akun Instagram resmi Moeldoko pada Minggu, 28 Maret 2021.

Baca Juga: Moeldoko Tak Hadiri Konferensi Pers, Kubu AHY: Kelihatannya Dana Makin Menipis

Baca Juga: Moeldoko Disebut Jenderal Santri, Kubu AHY: Ini Masuk Kategori Riya!

Moeldoko menyampaikan saat ini juga sedang terjadi sebuah situasi khusus dalam dunia politik di Indonesia.

“Ada situasi khusus dalam perpolitikan Nasional, yaitu telah terjadi pertarungan ideologis yang kuat menjelang 2024,” ujar dia.

Menurutnya hal ini dapat menjadi sebuah ancaman bagi cita-cita Indonesia di 2045 nanti.

“Ini menjadi ancaman bagi cita-cita menuju Indonesia emas di tahun 2045 nanti,” tegasnya.

Dirinya menyebutkan, jika keputusannya untuk menjadi Ketum Partai Demokrat versi KLB bukan sekadar untuk menyelamatkan Partai Demokrat saja, tapi juga untuk Bangsa dan Negara.

"Ada kecenderungan tarikan ideologis itu terlihat di tubuh Demokrat. Jadi, ini bukan sekadar menyelamatkan Demokrat tapi juga menyelamatkan bangsa dan negara," tuturnya.  

Lebih lanjut, Moeldoko kemudian menjelaskan soal apakah dirinya memberitahukan hal ini kepada orang lain termasuk Keluarganya dan juga Presiden Jokowi.

"Terhadap persoalan yang saya yakini benar dan itu atas otoritas pribadi yang saya miliki maka saya tidak mau membebani presiden," pungkasnya.***

Editor: Ikfi Rifqi Arumning Tyas


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah