Ganjar Pranowo Soroti Aksi Teror di Mabes Polri: Mereka Ikuti Jamaah Youtubpiah, Facebookiyah, Celaka!

- 3 April 2021, 08:25 WIB
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo /Humas Pemprov Jateng

RINGTIMES BANYUWANGI  - Gubernur Jawa tengah, Ganjar Pranowo menyampaikan rasa prihatinnya atas aksi teror yang dilakukan oleh wanita berinisial ZA yang terjadi pada hari Rabu, 31 Maret 2021, di Mabes Polri, Jakarta Selatan.

Rasa keprihatinan Garjar Pranowo bertambah saat mengetahui bahwa dalang di balik aksi teror tersebut adalah seorang wanita muda yang notabene generasi muda.

Dalam cuplikan video yang ia unggah di akun Twitternya, Ganjar Pranowo mempertanyakan siapa sebenarnya jaringan yang menaungi pelaku aksi teror tersebut.

Akan tetapi, menurut kabar yang beredar aksi terorisme tersebut tidak memiliki jaringan, melainkan aksi yang disebut sebagai lone wolf.

Baca Juga: Usai Tembak Mati Teroris, Pakar: Polisi Bukan Dilatih untuk Membawa Orang ke Kuburan

Baca Juga: Aparat Tembak Teroris Mati Ditempat, Haris Azhar: Mengerti Tata Cara Tangani Serangan Teror?

"Ada invisible hand yang ingin memecah belah Indonesia. Apakah kita hanya berdiam diri? Kita punya Pancasila sebagai pedoman berbangsa dan bernegara. Ada Ketuhanan Yang Maha Esa di sila pertamanya." Tulis keterangan dalam unggahan Twitter @ganjarpranowo.

Atas aksi lone wolf yang santer beredar, Ganjar Pranowo menyoroti sistem edukasi yang diberikan kepada generasi muda.

"Ini jaringannya siapa? Siapa yang bertanggung jawab? Bagaimana kita mengedukasi anak-anak muda seperti ini, lemes saya," kata Ganjar Pranowo dikutip Ringtimesbanyuwangi.com dari Twitter @ganjarpranowo pada 3 April 2021.

Baca Juga: Isi Surat Wasiat ZA yang Teror Mabes Polri: Seret Nama Ahok dan Minta Keluarga Tak Ikut Pemilu

Baca Juga: Seolah Mengkreditkan Islam dalam Teror Mabes Polri, Deddy Corbuzier: Pelaku Korban Pencucian Otak

Baca Juga: Ungkap Fakta Pelaku Teror, Kapolri: Seorang Lone Wolf Berideologi ISIS dan di Drop Out dari Kampus

"Kemudian orang menyebutnya sebagai lone wolf, serigala yang kesepian, jalan sendiri nyateki uwong (memangsa manusia)," lanjutnya.

Dirinya menilai bahwa aksi teror tersebut merupakan imbas dari perkembangan media sosial yang semakin pesat tanpa diimbangi dengan nilai-nilai Pancasila.

"Mereka kemudian mengikuti ini, Jamaah Youtubpiah, Facebookiyah, Twitteriyah, Instagramiiyah, ini semua, celaka!," ungkap Ganjar sambil mengangkat ponselnya.

Lebih lanjut, Ganjar Pranowo meyinggung bahwasanya terdapat ‘tangan-tangan tak kelihatan’ atau invisible hand yang berupaya ingin memecah belah Indonesia.

"Bangsa ini sepertinya akan dipecah oleh invisible hand, yang tidak kelihatan, maka kekuatan kita di Pancasila itu, Persatuan Indonesia Bapak Ibu," katanya.

Dia berpesan, poin pertama dalam Pancasila bermakna dari semua agama itu baik bagi pemeluk-pemeluknya, maka dari itu sebagai pemeluk agama harus saling menghormati.

"Makna Tuhan yang Maha Esa itu bisa kita artikan semua agama itu baik, untuk seluruh pemeluk-pemeluknya, dan kita harus saling menghormati, titik, tidak ada koma," jelas Ganjar.

Di akhir, Ganjar menambahkan nilai-nilai kultural dari orang tua zaman dahulu harus terus didorong dan ditingkatkan, serta menggunakan jejaring sosial dengan bijak.

"Tugas kita kemudian dengan nilai-nilai kultural yang kita miliki kita dorong, maka kalau kemudian semua bisa berembuk, memborbardir jejaring-jejaring medsos ini dengan kalimat baik, contoh yang baik luar biasa," pungkasnya.***

 

Editor: Ikfi Rifqi Arumning Tyas


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah