Panduan Pelaksanaan Ibadah Ramadan dan Idul Fitri 2021 Saat Pandemi

- 12 April 2021, 13:47 WIB
Ilustrasi salat tarawih dan Idul Fitri di tahun 2021/Tarawih boleh dilaksanakan di masjid/mushola. Berikut panduan lengkap dari Kemenag terkait dengan pelaksanaan ibadah Ramadan dan idul fitri.
Ilustrasi salat tarawih dan Idul Fitri di tahun 2021/Tarawih boleh dilaksanakan di masjid/mushola. Berikut panduan lengkap dari Kemenag terkait dengan pelaksanaan ibadah Ramadan dan idul fitri. /ANTARA/Bagus Ahmad Rizaldi

RINGTIMES BANYUWANGI – Ramadan merupakan bulan yang sangat istimewa bagi umat Islam karena setiap amalan yang dilakukan akan diberikan pahala yang berlipat ganda.

Namun, untuk Ramadan tahun ini yang bertepatan dengan pandemi Covid-19 memiliki nuansa yang berbeda dibandingkan Ramadan tahun-tahun sebelumnya.

Pembatasan kegiatan sosial yang diperintahkan oleh Pemerintah untuk memutus rantai penyebaran Covid-19 berdampak terhadap pelaksanaan rutinitas Ramadan.

 

Baca Juga: Amalan Malam Pertama di Bulan Ramadan, Jadikan Kekayaan Berkah Setahun Penuh

Melalui Surat Edaran Kementrian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) Nomor SE 04 tahun 2021, Pemerintah memberikan panduan tentang pelaksanakan ibadah Ramadan dan Idul Fitri tahun 1442 Hijriah.

Dilansir Ringtimesbanyuwangi.com dari akun resmi Instagram Kemenag @kemenag_ri pada 12 April 2021, berikut ini adalah panduan ibadah Ramadan dan Idul Fitri tahun 1442 H/2021 M.

1. Bagi umat Islam wajib menjalankan ibadah puasa, terkecuali orang sakit dan alasan syar’i lainnya diperbolehkan untuk tidak berpuasa.

Baca Juga: Tips Minum 8 Gelas Air Putih saat Bulan Ramadan

2. Buka puasa dan sahur dianjurkan untuk dilakukan di rumah masing-masing bersama keluarga inti.

3. Kegiatan buka bersama dapat dilakukan dengan memenuhi protokol kesehatan dan hanya memenuhi 50 persen dari kapasitas ruangan.

4. Pengurus masjid atau mushola dapat menyelenggarakan kegiatan ibadah, antara lain: salat fardu, salat tarawih, witir, tadarus, dan iktikaf dengan pembatasan  jumlah kehadiran dengan paling banyak 50 persen dari kapasitas masjid atau mushola, menerapkan protokol kesehatan secara ketat, menjaga jarak aman antar jamaah, dan membawa sajadah serta mukenah sendiri.

Pengajian, ceramah, tausiyah, kultum Ramadan dan kuliah subuh paling lama dilaksanakan 15 menit.

Peringatan nuzulul quran di masjid atau mushola dibatasi dengan jumlah audiens 50 persen dari kapasitas ruangan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

5. Pengurus dan pengelola masjid atau mushola menunjuk petugas protokol kesehatan yang bertugas untuk menyemprotkan desinfektan secara teratur, menyediakan sarana cuci tangan, menggunakan masker, dan menjaga jarak aman.

6. Kegiatan ibadah Ramadan di masjid atau mushola tidak boleh dilakukan di daerah dengan zona merah atau orange berdasarkan Pemerintah daerah setempat.

7. Peringatan nuzulul quran yang dilakukan di dalam ruangan untuk daerah penyebaran Covid-19 berisiko rendah harus dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat.

8. Vaksinasi Covid-19 dapat dilaksanakan di bulan Ramadan sesuai Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI).

9. Kegiatan pengumpulan dan penyaluran, infak, sodaqoh, dan zakat dilakukan dengan protokol kesehatan dan menghindari kerumunan massa.

10. Dalam menyeleggarakan ibadah dan dakwah, segenap umat Islam agar menjaga ukhuwah islamiyah, ukhuwah wathoniah, dan ukhuwah bashariyah serta tidak menentangkan khilafiyah.

11. Para mubaligh atau penceramah agama diharapkan berperan dalam memperkuat nilai-nilai keimanan, ketakwaan, akhlaqul karimah, dan nilai kebangsaan NKRI.

12. Salat Idul Fitri 1 Syawal 1442 H dapat dilaksakaan di masjid atau di lapangan terbuka dengan memperhatikan protokol kesehatan secara ketat.***

Editor: Shofia Munawaroh


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x