Baca Juga: Kemenhan AS Singgung Tim Pencarian KRI Nanggala 402, Pentagon: Tugas Berbahaya
Ia juga menyoroti politik di masa lalu yang memiliki keterkaitan dengan apa yang terjaidi dalam politik masa kini.
“Ada semacam re-grouping di dalam partai politik kita untuk memastikan bahwa hanya nasionalisme, atau lebih gampangnya Soekarnois, yang boleh mengatur arah ideologi negara, dan itu menimbulkan reaksi pada masyarakat dan politik Muslim,” kata Rocky Gerung.
Menurutnya, politik saat ini seperti menimbulkan poros baru dalam partai-partai Islam yang hendak bersatu untuk memenangkan ideologi.
“Sebenarnya kan itu yang mengagkan keadaan, tapi sampai sekarang presiden Jokowi nggak bisa ngomong, karena dia nggak ngerti sejarah,” kata Rocky Gerung.
Baca Juga: Tim Pencarian KRI Nanggala 402 Temukan Serpihan Kapal Berupa Torpedo hingga Kris Pelumas
Kebungkaman Presiden Jokowi tersebut dinilai bisa menimbulkan perspektif yang terus berputar jika ia hanyalah dimanfaatkan dibalik kekuasaan politik yang membayanginya, menurut Rocky Gerung.
“Begitu terlihat kekuatan politik dan ekonomi yang sekarnag itu melemah, maka dicari cara supaya dia di ikat ulang agar tidak tercerai berai kekuatan Istana sekarang oleh krisis ekonomi maka dibikin slogan-slogan nasionalisme,” katanya.***