RINGTIMES BANYUWANGI – Saat pandemi virus corona saat ini dapat dimanfaatkan oleh sekumpulan kelompok teroris untuk meningkatkan serangan dan merekrut anggota baru.
Hal itu disampaikan pengamat politik dan terorisme Noor Huda Ismail dalam seminar yang diselenggarakan Kementerian Luar Negeri di Jakarta, Jumat 8 mei 2020.
Menurut dia, penyebabnya, banyak kegiatan masyarakat beralih ke dunia maya saat pandemi virus corona.
Baca Juga: Hari Cahyo Bantah Dugaan Fee Proyek di Dinas Perikanan Banyuwangi
Bersamaan dengan itu, gerakan garis keras juga kian aktif menyebarkan seruan dan ajakan di internet, khususnya ketika mereka kehilangan benteng pertahanan terakhir di Suriah.
Noor Huda Ismail memberi contoh, ISIS sempat menyiarkan fatwa di dunia maya yang mendorong simpatisannya meningkatkan serangan teror selama pandemi virus corona.
"Ini sebetulnya fatwa yang disampaikan media mereka, An-Naba. Intinya, saat negara-negara sibuk menghadapi pandemi virus corona, mari kita serang ramai-ramai. Ini fatwa yang di dunia global, ternyata digunakan kelompok yang ada di Indonesia," ujar Noor Huda Ismail.
Baca Juga: Pemdes Sukojati Banyuwangi Percepat Bedah Rumah Mbah Marhamah
Ia menyebut, Ali Kalora merupakan salah satu warga Indonesia dan simpatisan ISIS yang mengikuti isi fatwa tersebut.
Ali Kalora bersama kelompoknya, Mujahidin Indonesia Timur (MIT), diduga menyerang aparat keamanan di Poso, Sulawesi Tengah pada April 2020.