Skenario ini, kata Wakil Menag, memaksa adanya penyeleksian lebih mendalam terhadap jemaah yang berhak berangkat tahun ini dan petugas yang sudah terpilih.
Baca Juga: Usai Tesis Ditolak, Mahasiswi Universitas Ternama Beijing Bunuh Diri
Seperti kami kutip dari artikel berjudul Wakil Menag Bilang Keputusan Final Haji 2020 Menunggu Sampai 20 Mei
"Skenario ini menitikberatkan pada prioritas untuk menyesuaikan dengan terms dan conditions yang disepakati Misi Haji Indonesia dan pemerintah Arab Saudi," kata Zainut yang didampingi Plt Sekjen Kemenag Nizar Ali.
Skenario kedua adalah haji tidak diselenggarakan. Skenario ini menggunakan asumsi bahwa kondisi tanah suci belum memungkinkan untuk penyelenggaraan haji sebagaimana tahun-tahun biasanya.
Atau, pemerintah Arab Saudi menutup pintu bagi jemaah haji dari negara mana pun. Atau pula, Kemenag tidak memiliki cukup waktu untuk mempersiapkan haji akibat cepatnya perubahan kebijakan Arab Saudi atau lambatnya keputusan dari pemerintah Arab saudi.
Baca Juga: Sepasang Kekasih Putuskan Bunuh Diri Karena Pernikahannya Ditunda
Zainut mengatakan, skenario disusun dengan berfokus pada dampak yang ditimbulkan dari batalnya penyelenggaraan haji tahun ini.
Terutama dampak yang bersifat langsung terhadap internal Kemenag dan pemangku kepentingannya.
"Terkait dua skenario penyelenggaraan haji di atas, sampai saat ini, kami masih menunggu informasi resmi mengenai kepastian pelaksanaan atau pembatalan haji tahun 1441 H/2020 M dari Pemerintah Arab Saudi.