Jalan Ditutup Tapi Mall Ramai, Begini Sindiran Warga Untuk PSBB

- 19 Mei 2020, 23:45 WIB
Gugus Tugas gelar rapid test pengunjung Mall Banyuwangi
Gugus Tugas gelar rapid test pengunjung Mall Banyuwangi /

Ogi menuturkan, kesan PSBB rasa CFD di Garut ini kian terasa denga kehadiran para pedagang musiman di sepanjang Jalan Ahmad Yani. Jongko dan toko yang menjual pakaian pun setiap saatnya selalu ramai dikujungi sehingga kerumunan massa terjadi di mana-mana.

 Suasana menurutnya semakin semrawut karena banyak jalan yang kemudian digunakan sebagai lapak parkir. Di Jalan Ahmad Yani, lapak parkir terdapat mulai dari perempatan Jalan Pramuka dan Dewi Sartika sampai depan BJB. Demikian pula sepanjang Jalan Veteran, Jalan Kiansantang, serta Jalan Ahmad Yani mulai dari perempatan Asia hingga Bunderan Suci.

"Orang yang mau belanja pun cukup leluasa karena kendaraan mereka bisa diparkir dengan lokasi tak terlalu jauh dari pusat pertokoan. Selain itu, kendaraan mereka pun dijaga oleh tukang parkir sehingga cukup aman. Ini yang membuat warga betah berada di kawasan pusat perbelanjaan di pusat kota Garut," katanya.            

Baca Juga: WHO Menyatakan Evaluasi Independen Terhadap Tanggapan Global Virus Corona

Diakui Ogi, dirinya cukup kaget melihat kondisi seputar Pengkolan yang dipadati orang-orang yang mau berbelanja. Akhirnya, ia pun membatalkan untuk berbelanja karena takut terjadi hal yang tak diharapkan karena tingkat kerentanan penyebaran Covid-19 yang begitu tinggi.

 Ia menyamapikan, dirinya datang ke kawasan Pengkolan dengan tujuan untuk membeli pakaian untuk anaknya. Namun melihat kondisi seperti itu, ia pun memutuskan untuk membatalkan niatnya tersebut dan memilih pulang.

Menurut Ogi, dirinya lebih baik beli pakaian melalui online daripada memaksakan beli di Pengkolan yang dinilainya rentan terhadap penyebaran Covid-19. ia melihat hampir tak ada toko pakaian yang tak berjubel pengunjungnya sehingga membuat saya merasa khawatir.   

Baca Juga: Inilah Pernyataan Prilly Latuconsina Mengenai Kasus Andre dan Rina Nose

Kekhawatiran yang sama juga dirasakan pngunjung lainnya, Rima (28), warga Kecamatan Bayongbong yang terpaksa datang ke Pengkolan karena adiknya memaksa minta diantar. Padahal sejak mendengar kabar kondisi Pengkolan selalu dipadati pengunjung, Rima sudah enggan untuk datang.

"Kalau saja tidak dipaksa adik untuk mengantar, males sekali untuk datang ke Pengkolan. Apalagi sejak kemarin-kemarin saya sudah mendengar informasi kondisi di Pengkolan yang sangat banyak pengunjung," ucap Rima.

Halaman:

Editor: Sophia Tri Rahayu

Sumber: Pikiran-Rakyat.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah