Kabar Baik, Mei 2020 Indonesia Produksi Mandiri 100.000 Alat Tes Covid-19

- 20 Mei 2020, 22:07 WIB
/
RINGTIMES BANYUWANGI - Untuk menangani wabah Covid-19, akhirnya Indonesia bisa memproduksi sendiri Real Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR).
 
Hari ini Bio Farma, sebagai induk holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Farmasi, meluncurkan produk lifescience tersebut.
 
Peluncuran RT-PCR tersebut diresmikan oleh Presiden RI Joko Widodo dalam acara Kebangkitan Inovasi Nasional untuk melawan Covid-19, bersama dengan Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional RI Bambang Brodjonegoro.
 
 
Turut hadir menyaksikan, Wakil Presiden RI, K.H Ma’aruf Amin, dan beberapa Menteri Kabinet Indonesia Maju.
 
Selain RT-PCR hasil produksi Bio Farma, dalam acara yang disekaligus memperingati Hari Kebangkitan Nasional 2020 tersebut ada delapan produk lainnya yang turut diluncurkan untuk melawan Covid-19 yang sudah menjadi pandemi global sejak Maret lalu.
 
Semua produk ini tersebut merupakan hasil kolaborasi triplex helix antara pemerintah, industri dan dunia pendidikan.
 
 
 
Direktur Pemasaran, Penelitian dan Pengembangan I Bio Farma, Sri Harsi Teteki, mengatakan, RT-PCR yang Bio Farma hasilkan merupakan buah kolaborasi Task Force Riset dan Inovasi Teknologi untuk Penanganan COVID-19 (TFRIC19) sub Group task force Rapid Test Diagnosis berbasis quantitative polymerase chain reaction (qPCR). Kolaborasi teraebut dimotori oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
 
"RT-PCR kit ini masuk dalam kategori screening dan diagnosis, yang memiliki fungsi  untuk mendeteksi virus Sars Cov2, penyebab Covid-19 yang merupakan gold standar dalam pemeriksaan Covid19," ujarnya.
 
Dalam kolaborasi tersebut, menurut dia, tugas dari Bio Farma adalah untuk melakukan validasi, regristrasi, produksi, dan juga distribusi.
 
 
Produk tersebut merupakan hilirisasi dari peneltian yang pada 5 Mei 2020 sudah mendapatkan Nomor Izin Edar dari Kementerian Kesehatan.
 
"Untuk tahap awal, RT-PCR ini, akan diproduksi sebanyak 100 ribu kit sampai dengan akhir Mei 2020," ujarnya. 
 
Dan jumlah tersebut, akan didonasikan kepada BNPB untuk kemudian didistribusikan kepada laboratorium yang berada di 45 lokasi. Setelah pendonasian selesai, menurut dia, maka akan dilakukan tahap komersialisasi.
 
 
"Sampai dengan saat ini, sudah 16 lab yang menerima donasi dari Bio Farma, berdasarkan rekomendasi dari BNPB dan Kementerian Kesehatan berdasarkan peta epidemiologi," ujarnya.
 
Ia mengatakan, keunggulan yang dimiliki dari RT PCR ini adalah memiliki spesifiksitas yang tinggi, hampir 100% untuk mendeteksi Covid-19 karena didesain oleh target gen sesuai sequence virus yang ada Indonesia.  Keunggulan kedua RT PCR ini didesain untuk open system PCR sehingga bisa digunakan dimesin PCR manapun.
 
Keunggulan berikutnya, menurut dia, adalah sudah menerapkan GDP (Good Distribution Process) sesuai dengan rekomendasi dari WHO.
 
 
Dalam pengantaran suhunya mengikuti prinsip sistem rantai dingin/cold chain system, seperti distribusi vaksin pada umumnya.
 
"Dan yang tidak kalah penting adalah harga yang ditawarkan saat komsersialisasi akan terjangkau," ujarnya.
 
Sementara itu, dalam sambutannya, Joko Widodo menyampaikan bahwa saat ini dunia sedang beradu cepat dalam menangani wabah Covid-19, dan hari ini Indonesia sudah memiliki karya nyata yang konkrit.
 
 
“Hari ini merupakan momentum baru bagi kebangkitan bangsa kita, dan kebangkitan sains dan teknologi khususnya dalam bidang kesehatan," ujar Joko Widodo.
 
Sementara itu, Bambang Brodjonegoro mengatakan, dalam keadaan wabah pandemi Covid-19, Kemenristek/ 
BRIN ingin menjadi bagian dari solusi penanganan wabah ini. Ia mengatakan bahwa riset dan inovasi berperan penting dalam menanggulangi wabah tersebut.
 
Oleh karena itu, menurit dia, ejak awal Maret 2020 Kemenristek/BRIN menjadi solusi penanganan telah membentuk konsorsium yang beranggotakan Kementerian, Lembaga Pemerintah, Perguruan Tinggi  dan Industri.
 
 
“Saya berharap produk-produk riset dan inovasi yang hari ini diluncurkan dapat menandai kebangkitan inovasi Indonesia. Sebagai kordinator Riset dan Inovasi Nasional, Kemeristek/BRIN selalu mendorong berbagai lahirnya inovasi bangsa Indonesia yang memberikan dampak yang luas bagi masyarakat," ujar Bambang.
 
Bambang menambahkan, Kegiatan dalam konsorsium yang berkaitan Covid-19 ini akan berkaitan dengan empat aspek penelitian, yaitu: pencegahan, screening dan diagnosis, pengembangan obat dan terapi, serta pengembangan alat kesehatan dan alat pendukungnya.(penulis: Firda Marta Rositasari)
 

Editor: Firda Marta Rositasari

Sumber: Pikiran-Rakyat.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah