Kekurangan Tenaga Guru, Pemkot Pontianak 'yang Pensiun 200-300 per Tahun'

- 26 Juli 2020, 20:00 WIB
ILUSTRASI guru.*/DOK. PR BEKASI
ILUSTRASI guru.*/DOK. PR BEKASI /

RINGTIMES BANYUWANGI - Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtoro mengungkapkan masalah kekurangan SDM guru yang sebagian besar dihadapi oleh pemerintah daerah, termasuk di Pemerintah Kota Pontianak sendiri.

"Jumlah guru yang pensiun sekitar 200-300 guru setiap tahunnya," kata Edi Rusdi Kamtono saat memberikan sambutan pada Konferensi Kerja Kota XI Pengurus Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Pontianak masa bakti 2015-2020 di Pontianak, Minggu seperti dikutip ringtimesbanyuwangi.com dari Antaranews.com

Sesuai dengan analisis dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pontianak, setiap usulan yang diajukan ke pemerintah pusat untuk memenuhi kebutuhan tenaga pendidik dengan rata-rata pemenuhan hanya sekitar 40 hingga 50 persen saja.

Baca Juga: Raup Rp72 Miliar YouTuber Asal Desa Kalahkan Baim dan Raffi

Kondisi tersebut mengakibatkan kekurangan tenaga guru yang tidak pernah bisa terpenuhi secara keseluruhan, sehingga salah satu solusinya yaitu menggunakan tenaga guru honorer untuk mengatasi kekurangan itu.

"Ini suatu problem tersendiri yang menjadi pekerjaan rumah kita dalam menyelesaikan permasalahan kekurangan SDM tenaga pendidik," ungkap Edi.

Di sisi lain, dirinya menilai honor yang diperoleh oleh guru honorer saat ini terbilang belum layak. Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak akan berupaya untuk mencari solusinya agar kesejahteraan guru honorer lebih terjamin.

Baca Juga: Gaun Ikonik Kate Middleton Sukses Buat Pangeran William Terpesona, Diketahui Seharga Rp1 Miliar!

Pihaknya akan mengkaji bersama Inspektorat dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk mencari solusinya. "Bagaimana formulasinya agar setidaknya meningkatkan honor bagi guru honorer," katanya.

Diakuinya, permasalahan dunia pendidikan seperti kurangnya SDM guru menjadi pekerjaan rumah Pemkot Pontianak. Namun permasalahan tersebut tidak akan tuntas tanpa adanya campur tangan pemerintah provinsi dan pemerintah pusat.

Edi juga berharap dukungan dari PGRI sebagai wadah organisasi guru untuk melakukan kreativitas dan inovasi dalam meningkatkan kompetensinya.

Baca Juga: Daun Kelor Dipercaya Dapat Sembuhkan Covid-19, Pedagang Raup Omset hingga Rp30 Juta

Menurutnya, para guru sudah harus menguasai IT sebab pembelajaran yang dilakukan saat ini lebih banyak memanfaatkan perangkat IT.

Program ke depan tentu ini menjadi dasar bagaimana meningkatkan kualitas pendidikan berdasarkan pengalaman selama menghadapi pandemi COVID-19.

"Kita tidak tahu kapan pandemi COVID-19 ini berakhir. Kita tidak bisa memastikan karena anak-anak sangat rentan tertular," katanya.***

Editor: Dian Effendi

Sumber: antaranews


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x