Menolak Rencana Sekolah Dibuka, PSI 'Jangan Pertaruhkan Keselamatan Anak'

- 5 Agustus 2020, 17:00 WIB
ILUSTRASI sekolah, siswa, pendidikan, belajar.*
ILUSTRASI sekolah, siswa, pendidikan, belajar.* /PIXABAY/

RINGTIMES BANYUWANGI -  Dengan alasan risiko penularan Covid-19 di Ibu Kota Provinsi Jawa Timur masih tinggi, Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) DPRD Surabaya menolak rencana pembukaan sekolah untuk jenjang sekolah menengah pertama (SMP).

"Batalkan saja rencana tersebut, Surabaya belum siap untuk membuka kembali sekolah," ujar Ketua Fraksi PSI, William Wirakusuma, Selasa (4/8/2020).

Bahkan William sendiri mengatakan, dalam mengambil sebuah kebijakan sebaiknya berdasarkan beberapa pertimbangan ilmiah tidak hanya data tingkat kesembuhan, tapi juga pertimbangan lainnya. Misalnya, indeks persepsi risiko masyarakat, apalagi ini menyangkut keselamatan anak-anak.

Baca Juga: Rekomendasi Tas Branded Harga Terjangkau yang Bisa Kamu Miliki di Tahun 2020

Seperti artikel sebelumnya yang tayang di Warta Ekonomi dengan judul "Tolak Rencana Buka Sekolah, PSI: Jangan Main-Main Nyawa Anak!", Dari hasil survei yang dilakukan oleh Laporcovid19.org bekerja sama dengan Nanyang Technology (NTU) posisi sampai dua pekan lalu nilai indeks persepsi risiko Surabaya masih di angka 3,42. Idealnya, indeks persepsi risiko di suatu daerah atau wilayah harus mencapai di atas 4,00 untuk bisa melakukan pelonggaran sosial.

Atas pertimbangan inilah, William menilai Surabaya masih jauh dari siap untuk melakukan pelonggaran beberapa sektor publik yang rentan penularan termasuk sekolah.

"Tingkat kesembuhan memang bertambah, tetapi awareness tentang risiko atau bahaya virus corona masih kurang. Jangan mempertaruhkan keselamatan anak-anak!" ujarnya.

Baca Juga: Kabar Terbaru Peristiwa Ledakan di Beirut Lebanon, Mayat Bergelimpangan diantara Tumpukan Koper

Kepala Bidang Sekolah Menengah Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya Sudarminto sebelumnya mengatakan, pihaknya telah menggelar simulasi terkait rencana proses belajar mengajar (PBM) di sekolah untuk siswa SMP. Untuk tahap awal, kata dia, simulasi PBM akan dimulai di 21 SMP baik itu swasta maupun negeri yang mewakili lima wilayah sekolah di Surabaya sebagai pilot project.

"Namun, sebelum PBM di sekolah diputuskan, terlebih dahulu masing-masing sekolah itu melaksanakan simulasi terkait protokol kesehatan," katanya.

Ia mencontohkan, simulasi protokol kesehatan PBM yang berlangsung pada Senin (3/8/2020) ini di SMPN 15 dan SMPN 3 Surabaya. Simulasi yang berlangsung di kedua sekolah tersebut diperankan oleh karyawan serta para guru.

Baca Juga: Terbaru, Pengisi Suara di Serial Naruto dan Kimetsu no Yaiba, Toshihiko Seki Positif Covid-19

Menurut dia, sebelum PBM di sekolah diputuskan, masing-masing sekolah yang ditunjuk sebagai pilot project itu menyerahkan Standar Operasional Prosedur (SOP) protokol kesehatan. Selanjutnya, kata dia, tim dari Dispendik melakukan monitoring kesiapan di lapangan dan dilanjutkan dengan simulasi protokol kesehatan.

"Simulasi itu memberikan gambaran ketika anak (peserta didik) mulai masuk ke sekolah, proses pembelajaran di sekolah, hingga pulang ke rumah," kata Sudarminto.***

 

Editor: Sophia Tri Rahayu

Sumber: Warta Ekonomi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x