Situasi Indonesia kala itu masih sangat membingungkan. Tidak ada hasil yang pasti untuk perubahan politik. Belum ada jawaban tentang adakah peran Soekarno di dalamnya. Dua pihak yang bergerak sama-sama mengklaim setia kepada presiden.
Baca Juga: Niat Puasa Sunah Senin Kamis Beserta Latin dan Terjemahan Bahasa Indonesia
Namun sayangnya, catatan dari memo tersebut sebagian tetap disensor dengan cara kalimat tertentu distabilo putih agar tidak terlalu mudah diakses publik.
Beberapa sejarawan meyakini peristiwa 30 September 1965 adalah manuver politik terkait perang dingin.
Teori keterlibatan Amerika Serikat itu setidaknya diulas oleh sejarawan Petrik Matanasi, penulis buku, ‘Tjakrabirawa’.
Baca Juga: Ramalan Zodiak Cinta Hari Ini Senin, 14 September 2020, Leo Mengkonsolidasikan Koneksi
Sasaran penculikan dalam peristiwa tersebut adalah Jenderal yang bertugas di Staf Umum Angkatan Darat (SUAD).
Dari sini , kelompok G30S meyakini Amerika sedang berusaha mengobok-obok Indonesia. Para jenderal yang diculik sebagian besar adalah tokoh penting yang menentukan arah perkembangan Angkatan Darat.
Kolonel Untung, aktor utama G30S, menganggap jenderal-jenderal seperti Ahmad Yani tidak loyal kepada Bung Karno dan dekat dengan Amerika Serikat.
Baca Juga: 10 Tanda Orang yang Memiliki Kepribadian 'Introvert', Bukan Pendiam dan Pemalu