Kolaborasi dengan Bank Indonesia, Banyuwangi akan Kembangkan Batik dan Beras

14 April 2021, 13:47 WIB
Banyuwangi kolaborasi dengan Bank Indonesia untuk kembangkan batik dan beras /Foto: dok. Pemkab Banyuwangi/Banyuwangikab.go.id/

RINGTIMES BANYUWANGI – Pemkab Banyuwangi dan Bank Indonesia berkolaborasi untuk mengembangkan komoditas batik dan beras.

Kedua pihak telah menandatangani nota kesepahaman atau MoU. Menurut Ipuk, kolaborasi ini merupakan bagian dari pemulihan ekonomi warga.

“MoU sudah kami teken. Ini merupakan bagian dari pemulihan ekonomi, ada beberapa kelompok usaha yang didampingi, mulai dari soal teknis pengembangan, perluasan pemasaran, hingga akses pembiayaan,” ujar Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Selasa (13/4/2021).

Baca Juga: Pasar Takjil Banyuwangi Telah Diresmikan, Bupati Ipuk: Ekonomi Rakyat Harus Tetap Jalan

Baca Juga: Alih-alih Bantu Perbaiki Loteng Mertua, Pria di Banyuwangi Tewas Tersengat Listrik

Tidak hanya itu, upaya tersebut juga dilakukan untuk memulihkan ekonomi lokal, terutama UMKM, sektor pertanian, dan perikanan.

Upaya yang dilakukan, seperti pendampingan UMKM, pemberian alat usaha produktif gratis, warung naik kelas, gerakan Hari Belanja ke Pasar, dan UMKM, bantuan pupuk organik, hadirnya gerai pelayanan publik khusus nelayan, dan sebagainya.

“Kami terus berupaya mendorong ekonomi arus bawah agar pulih. Terima kasih Bank Indonesia (BI) berkolaborasi terjun ke Banyuwangi membantu UMKM dan pertanian kami,” jelas Ipuk, dikutip Ringtimesbanyuwangi.com dari laman Banyuwangikab.go.id, Rabu 14 April 2021.

Baca Juga: Lalu Lintas Buka Tutup, Dampak Pembangunan Drainase di Siliragung

Baca Juga: 7 Kebiasaan yang Harus Dilakukan saat Puasa Ramadhan

Baca Juga: 5 Sifat Wanita yang Mudah Selingkuh, Pria Harus Waspada

Kepala Bank Indonesia (BI) perwakilan Jember, Hestu Wibowo mwngatakan bahwa pengembangan komoditas beras dan batik di Banyuwangi meruapakan bagian dari upaya untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional (PEN), dan stabilisasi harga di daerah.

 “Dengan menjaga ketersediaan beras sebagai salah satu kluster pangan, kami berharap stabilisasi harga pangan dapat terjaga, sehingga inflasi dari kluster ini dapat dikendalikan,” unjar Hestu.

Hestu juga mengatakan bahwa dalam mengembangkan batik perlu dilakukan kerja sama dengan asosiasi batik Sekar Jagad Balambangan.

Di sisi lain, komoditas beras akan dikembangkan bersama gapoktan Rukun Tani di Kelurahan Segobang, Kecamatan Licin.

Hestu berharap agar pengembangan batik dapat mendukung upaya Pemkab Banyuwangi dalam meningkatkan sektor ekonomi dan membuka lapangan kerja.

Ia mengatakan bahwa Banyuwangi memiliki beragam motof batik dan cerita di dalamnya, sehingga berpeluang menjadi komoditas unggulan.

“Pengembangan batik diharapkan dapat mendukung upaya Pemkab Banyuwangi untuk mendorong sektor ekonomi kreatif tumbuh dan terus membuka lapangan kerja. Banyuwangi memiliki beragam motif batik dan cerita di baliknya, membuatnya berpeluang menjadi komoditas unggulan," kata Hestu. 

Diketahui, Banyuwangi selalu mencatat surplus produksi beras. Pada tahun 2020, surplus beras Banyuwangi mencapai 329.668 ton.

Dengan ini, Hestu berharap agar Banyuwangi dapat menjadi penyangga komoditi beras nasional guna memasok kebutuhan beras di daerah lain yang mengalami defisit produksi.

“Banyuwangi diharapkan dapat menjadi penyangga komoditi beras nasional  untuk memasok kebutuhan beras di daerah lain yang mengalami defisit produksi. Dengan demikian, Banyuwangi juga berkontribusi dalam pengendalian inflasi di Indonesia,” terang Hestu.

Dalam pengembangan batik dan beras Banyuwangi, BI akan memberikan fasilitas, beupa pelatihan kewirausahaan, pengembangan kelembagaan, perluasan pemasaran, hingga fasilitas peningkatan akses pembiayaan.

"Kami juga akan mendukung sarana dan prasarana usaha sehingga mereka dapat  memenuhi tingkat produksi dan mutu yang disyaratkan pasar," kata Hestu. 

BI juga telah merealisasikan program sosial BI kepada Gapoktan Turi Putih asal Desa Jambewangi, Kecamatan Sempu, berupa satu unit truck untuk membantu kelancaran distribusi dan memperluas akses pemasaran komoditas berasnya. Kapasitas produksi beras gapoktan Turi Putih ini mencapai 50-70 ton per bulan.

Selain itu, program sosial BI untuk pengembangan ekonomi syariah diberikan kepada PP Al Fituhiyyah Muncar, PP Darusasalam Tegalsari, dan PP Manbaul Ulum Muncar masing-masing berupa satu paket peralatan dan perlengkapan usaha percetakan.

“Melalui bantuan ini diharapkan terjadi percepatan pertumbuhan aset usaha syariah yang berkontribusi terhadap pengembangan ekonomi syariah di Indonesia,” pungkas Hestu.***

 

Editor: Lilia Sari

Sumber: banyuwangikab.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler