Ilmuwan China Minta AS Patut Dicurigai Sebagai Asal Usul Munculnya Covid-19

17 Juni 2021, 16:40 WIB
Salah seorang ilmuwan asal China menyebut AS patut dicurigai sebagai asal usul tempat bermulanya Covid-19. /NICOLAS ASFOURI / AFP/

RINGTIMES BANYUWANGI – Ilmuwan asal China mengungkapkan jika Amerika Serikat (AS) patut dicurigai juga sebagai tempat bermulanya Covid-19.

Sebagaimana diketahui, selama ini tudingan mengalir pada China sebagai negara yang mengawali wabah dunia hingga tahun 2021.

Kini China mulai geram dan meminta penyelidikan mengenai asal usul munculnya Covid-19 harus mulai dialihkan ke AS sebagai prioritas.

Baca Juga: Varian Delta Covid-19 Melonjak Secara Ganas di Indonesia, Seberapa Bahaya?

Sebab media milik pemerintah China menyebut usul penyelidikan di AS muncul setelah adanya studi yang mengatakan bahwa Covid-19 bisa berawal dari AS pada bulan Desember 2019.

Institut Kesehatan Nasional Amerika Serikat (NIH) menyatakan tujuh orang dari lima bagian negara AS telah terinfeksi Covid-19 beberapa minggu sebelum kasus pertama diumumkan, dirangkum dari Reuters.

Sedangkan World Health Organization (WHO) yang diterbitkan Maret menyebut besar kemungkinan mengenai asal usul Covid-19 dari perdagangan satwa liar di China.

Baca Juga: Kasus Covid-19 di Indonesia Meroket, Luhut: Ini Kesalahan Kita Ramai-ramai

Dengan dasar tersebut, Ilmuwan China menyatakan perhatian penyelidikan harus langsung beralih ke AS.

"Semua subjek terkait senjata biologis yang dimiliki negara harus diawasi," kata ilmuwan China.

Sebelumnya, ketegangan politik dan ekonomi dunia yang dikuasai China dan Amerika Serikat telah meningkat ditambah perkara asal usul munculnya virus Covid-19 yang membuat jutaan orang di dunia telah tewas.

Baca Juga: Pejabat Rusia Sebut Konflik antara China dan AS akan Memusnahkan Umat Manusia

Salah satu konspirasi kuat yang beredar ialah bahwa Covid-19 berasal dari salah satu Laboratorium China.

China dituding tak kooperatif dalam membeberkan data terkait awal virus Covid-19 menyebar di negara tersebut termasuk virus-virus yang sedang menjadi studi di Laboratorium Wuhan, China.***

Editor: Shofia Munawaroh

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler