Angka Stunting di Kecamatan Singojuruh Banyuwangi Turun Dibanding Tahun Sebelumnya

17 Mei 2022, 11:10 WIB

RINGTIMES BANYUWANGI - Angka Stunting di Kecamatan Singojuruh Kabupaten Banyuwangi pada tahun 2022 mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya.

Di tahun 2021 angka stunting di Kecamatan Singojuruh mencapai 7,4 persen atau 190 balita, sedangkan di tahun 2022 mengalami penurunan yaitu 112 balita.

Hal tersebut dianggap jauh dari persentase yang ditetapkan oleh WHO yaitu 20 persen keatas, hal tersebut bisa diartikan Kecamatan Singojuruh masih dalam kategori aman dalam kasus stunting.

Baca Juga: Silaturahmi Idulfitri, Bupati Ipuk Ziarah dan Sowan Kiai Sepuh Banyuwangi

Meskipun dinilai aman, pihak puskesmas dan stakeholder Kecamatan Singojuruh terus menekan angka Stunting bagi balita dengan berbagai pencegahan dan penanganan.

Kepala Puskesmas Singojuruh Ahmad Kundori mengatakan bahwa Singojuruh masih dalam kategori aman dalam kasus stunting.

"Di tahun ini Singojuruh mengalami penurunan, dan masih dalam kategori aman, akan tetapi kita tetap waspada dalam pencegahan, dan cuba penanganan," katanya pada Selasa 17 Mei 2022.

Baca Juga: Kapolda Jatim Langsung Pimpin Sertijab Kapolresta Banyuwangi

Ia menambahkan bahwa setiap desa diwajibkan ada pelayanan Calon pengantin (Catin) yang terdiri dari satu Bidan dan satu Perawat.

Adapun dengan Calon Pengantin (Catin) dalam upaya pencegahan stunting harus dilakukan mulai dari dini, yaitu sejak pasangan suami istri masih menjadi Catin.

Mengingat Catin inilah yang nantinya setelah menikah bakal menghasilkan bayi.

"Karena untuk menghasilkan bayi yang sehat, Catin juga harus sehat baik jasmani maupun rohaninya, jadi jika calon tidak ideal maka akan di berikan solusi dari petugas pekayanan catin, " imbuhnya.

Baca Juga: Menteri BUMN: Saya Jadikan Banyuwangi Contoh Transformasi ke Berbagai Daerah

Selain itu Sri Astuti Sebagai pengurus Cabang ikatan Bidan Indonesia (IBI) Banyuwangi menjelaskan terkait pencegahan stunting sejak dini dengan cara dari aplikasi Elektronik Siap Nikah dan Hamil (Elsimil) dan juga screening di puskesmas.

"Ibu ibu PKK juga harus berperan, untuk mendampingi ibu ibu yang beresiko tinggi, karena jika bayi lahir akan berdampak pada pertumbuhannya, Pertumbuhan otak tidak maksimal karena kekurangan gizi di dalam kandungan," katanya.

Tidak hanya itu screening kepada catin sendiri juga wajib dilakukan, karena untuk mengetahui apakah calon pengantin itu ideal atau tidak.

"Contohnya kalau masih di bawa umur bisa di tunda dulu, kalau kurang gizi mala harus di penuhi gizinya," sambung Sri Astuti. 

Baca Juga: Skema Gotong Royong, Banyuwangi Bedah Ribuan Rumah Warga Miskin

Dampak stunting bagi keluarga yang mengalami itu biasanya akan muncul banyak masalah dari tumbuh kembang.

Biasanya tumbuh kembangnya lebih kecil dari anak seumuranya, dari otak juga tidak bisa bekerja maksimal.

Pada 1000 hari pertama itu otak tidak akan jalan, maka dari sebelum 1000 hari pertama wajib untuk selalu kita dampingi tumbuh kembangnya, kemudian gangguan metabolisme tubuh juga seringkali terjadi.

Pihaknya meminta Singojuruh harus lebih semangat lagi untuk membantu dalam penanganan kasus stunting di Banyuwangi khususnya Singojuruh.***

Editor: Shofia Munawaroh

Tags

Terkini

Terpopuler