Hari Raya Kuningan, Umat Hindu Kota Banyuwangi Mohon Keselamatan

14 Januari 2023, 22:48 WIB
Ketua PHDI Kecamatan Banyuwangi I Gusti Ngurah Gunawan /I Gusti Ngurah Gunawan

RINGTIMES BANYUWANGI- Hari raya Kuningan bagi umat Hindu jatuh pada Sabtu, 14 Januari 2023.

Persembahyangan dilakukan di berbagai pura, salah satunya Pura Jagat Girinatha Banyuwangi yang terletak di Jalan Letkol I Gusti Ngurah Rai No.18, Penganjuran, Kec. Banyuwangi, Kabupaten Banyuwangi.

Hari Raya Kuningan atau sering disebut Tumpek Kuningan jatuh pada hari Sabtu Kliwon, wuku Kuningan.

Pada hari ini umat melakukan pemujaan kepada para dewa dan pitara untuk memohon keselamatan, kedirgayusan, perlindungan dan tuntunan lahir batin.

Di hari ini pula diyakini para dewa, bhatara serta diiringi para pitara turun ke bumi hanya sampai tengah hari saja, sehingga pelaksanaan upacara dan persembahyangan Hari Kuningan pun dilakukan hanya sampai tengah hari saja.

Baca Juga: 3 Akomodasi Wisata di Banyuwangi, Sensasi Staycation Murah dan Nyaman

Sesajen untuk Hari Kuningan yang dihaturkan di palinggih utama yaitu tebog, canang meraka, pasucian, canang burat wangi.

Di palinggih yang lebih kecil yaitu nasi selangi, canang meraka, pasucian, dan canang burat wangi.

Di kamar suci (tempat membuat sesajen/paruman) menghaturkan pengambeyan, dapetan berisi nasi kuning, lauk pauk dan daging bebek.

Di palinggih semua bangunan (pelangkiran) diisi gantung-gantungan, tamiang, dan kolem.

Untuk setiap rumah tangga membuat dapetan, berisi sesayut prayascita luwih nasi kuning dengan lauk daging bebek (atau ayam).

Tebog berisi nasi kuning, lauk-pauk ikan laut, telur dadar, dan wayang-wayangan dari bahan pepaya (atau timun).

Tebog tersebut memaki dasar taledan yang berisi ketupat nasi 2 buah, sampiannya disebut kepet-kepetan.

Jika tidak bisa membuat tebog, bisa diganti dengan piring.

Baca Juga: Lanjutkan Inovasi Banyuwangi Tanggap Stunting, Dinkes: Dua Basis Tiga Pilar

Sesayut Prayascita Luwih yang dasarnya kulit sesayut, berisi tulung agung (alasnya berupa tamas) atasnya seperti cili.

Bagian tengahnya diisi nasi, lauk-pauk, di atasnya diisi tumpeng yang ditancapkan bunga teratai putih, kelilingi dengan nasi kecil-kecil sebanyak 11 buah, tulung kecil 11 buah, peras kecil, pesucian, panyeneng, ketupat kukur 11 buah, ketupat gelatik, 11 tulung kecil, kewangen 11 pasucian, panyeneng, buah kelapa gading yang muda (bungkak), lis bebuu, sampian nagasari, canang burat wangi berisi aneka kue dan buah.

Sesajen ini dapat juga dipakai untuk sesajen Odalan, Dewa Yadnya, Resi Yadnya dan Manusa Yadnya.

Beberapa perlengkapan Hari Kuningan yang khas yaitu endongan sebagai simbol persembahan kepada Hyang Widhi, tamyang sebagai simbol penolak malabahaya serta kolem sebagai simbol tempat peristirahatan hyang Widhi, para Dewa dan leluhur kita.

Pada hari Rabu Kliwon, wuku Pahang, disebut dengan hari Pegat Wakan yang merupakan hari terakhir dari semua rangkaian Hari Raya Galungan-Kuningan.

Sesajen yang dihaturkan pada hari ini yaitu sesayut Dirgayusa, panyeneng, tatebus kehadapan Tuhan Yang Maha Esa.

Dengan demikian berakhirlah semua rangkaian hari raya Galungan-Kuningan selama 42 hari, terhitung sejak hari Sugimanek Jawa.

Ketua PHDI Kecamatan Banyuwangi, I Gusti Ngurah Gunawan pun mengatakan bahwa inti dari makna hari raya kuningan adalah memohon keselamatan, kedirgayusan, perlindungan dan tuntunan lahir-bathin kepada para Dewa, Bhatara, dan para Pitara.

“Kami Sekeluarga menghaturkan selamat Hari Raya Kuningan mangde Irage selalu diberikan kesehatan dan kebahagiaan,” ucapnya.***

 

Editor: Dian Effendi

Tags

Terkini

Terpopuler