Network
RINGTIMES BANYUWANGI – Kasus perundungan dan pelecehan seksual di dalam KPI terus menjadi perbincangan di kalangan publik.
Perundungan dan pelecehan di KPI sempat membuat publik geram dan mempertanyakan tindakan lanjutan dari KPI dalam menangani masalah internalnya.
Kasus perundungan tersebut bahkan dikabarkan membuat terduga korban mengalami PTS hingga tekanan batin selama bertahun-tahun.
Baca Juga: Ketua KPI Blak-blakan Ikut Campur Pernikahan Atta Aurel Tayang di TV
Hingga saat ini, kasus masih ditangani oleh pihak Polda Metro Jaya dan status terlapor sudah dipanggil oleh kepolisian untuk tindak lanjut.
Terdapat 8 orang yang kini sudah dipanggil untuk mendalami pemeriksaan dari kasus tersebut. Namun publik juga membahas trauma yang dialami MS (terduga korban) karena kejadian tersebut.
Menhob yang merupakan koordinator pengacara MS mengungkap jika kondisi fisik dan batin MS mash tertekan hingga saat ini.
Baca Juga: Mengaku Terancam, Terduga Perundung Pegawai KPI Tak Dipedulikan Netizen
“Kondisi klien kami secara fisik memang baik, tetapi secara psikis dia sangat terganggu. Di mana kestabilan tentang emosional itu sampai sekarang masih terganggu dan rasa traumatik dan ketakutan itu masih kelihatan. Karena dengan beritanya viral, ketakutan itu muncul kembali,” kata Mehbob dikutip dari kanal Youtube Najwa Shihab pada Kamis, 9 September 2021.
Menhob juga menjelaskan awal mula tekanan batin yang dirasakan MS hingga selalu mengalami mimpi buruk.
“Jadi pada waktu awal-awal dia diperundung dari 2012 sampai 2014 itu dia betul-betul merasa dilecehkan oleh para terlapor itu sehingga sampai mengganggu mental dia sangat traumatik bahkan sampai kalau saudara MS ini tidur selalu mimpi buruk,” ujar Menhob.
Baca Juga: KPI Sebut Program 'Garis Tangan' Uya Kuya tak Hormati Norma Kesusilaan
MS dikabarkan sempat mengalami gangguan pencernaan akibat stress yang dialami hingga harus berpindah ke rumah sakit lain.
“Kejadian itu yang berulang-ulang, akhirnya keluarga mencoba untuk membawa MS berobat,” katanya.
Hingga saat ini, netizen masih terus memperbincangkan perundungan dan pelecehan seksual yang dialami MS.***
