Ranil Wickremesinghe Berpeluang Besar Menjabat Sebagai Presiden Baru Sri Lanka, Demonstran: Tidak Setuju!

- 18 Juli 2022, 14:25 WIB
Ranil Wickremesinghe Berpeluang Besar Menjabat Sebagai Presiden Baru Sri Lanka, Demonstran: Tidak Setuju!
Ranil Wickremesinghe Berpeluang Besar Menjabat Sebagai Presiden Baru Sri Lanka, Demonstran: Tidak Setuju! /REUTERS/Dinuka Liyanawatte

RINGTIMES BANYUWANGI – Pada hari Minggu, 17 Juli 2022, Penjabat Presiden Sri Lanka Ranil Wickremesinghe mengeluarkan perintah keadaan darurat di Negara Kepulauan yang sedang dilanda krisis.

Hal itu dilakukan sebagai bentuk upaya mencegah kerusuhan menjelang pemungutan suara di akhir pekan nanti di parlemen perihal pemilihan presiden baru.

Para pemimpin Sri Lanka sudah mengeluarkan pengumuman keadaan darurat sejak bulan April lalu, ketika para masyarakat melakukan aksi protes kepada kinerja pemerintah terhadap penanganan krisis ekonomi yang semakin memprihatinkan dan kebutuhan pokok yang terus menurun.

Baca Juga: Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa Sempat Ditolak Maladewa Sebelum Kirim Surat Pengunduran Diri

“Adalah bijaksana untuk menyatakan demikian (keadaan darurat), demi kepentingan keamanan umum, perlindungan ketertiban umum dan tersedianya pasokan dan layanan penting bagi kehidupan masyarakat,” kata pemberitahuan itu dikutip dari Reuters, 18 Juli 2022.

Pemberitahuan keadaan darurat tersebut diumumkan oleh Wickremesinghe pada pekan lalu, setelah presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa melarikan diri dari negara tersebut untuk menghindari pemberontakan, tetapi hal tersebut belum diumumkan secara resmi.

Gotabaya Rajapaksa, sebelumnya mengatakan bahwa dia sudah mengambil “semua Langkah yang mungkin” untuk mencegah terjadinya krisis ekonomi yang melanda Sri Lanka.

Untuk menghindari pemberotakan yang terjadi di Kolombo pekan lalu, ia melarikan diri dan terbang ke Maladewa, kemudian ke Singapura.

Baca Juga: WNI di Sri Lanka Sepakat Evakuasi Bukan Pilihan saat Hadapi Krisis Ekonomi

Pada hari Jumat, 15 Juli 2022, secara resmi Gotabaya Rajapaksa menyatakan mundur dari jabatannya sebagai presiden Sri Lanka dan itu diterima oleh parlemen.

Pada hari yang sama Wickremesinghe dilantik sebagai penjabat presiden sementara dan mengumumkan keadaan darurat yang baru, tapi ketentuan hukum spesifik masih belum diumumkan oleh pemerintah.

Peraturan darurat sebelumnya telah digunakan untuk mengerahkan militer untuk menangkap dan menahan orang yang melakukan penggeledahan properti pribadi dan juga meredam protes publik.

Ibu Kota Sri Lanka, Kolombo, pada hari Senin pagi terpantau tenang dengan lalu lintas dan pejalan kaki di jalanan.

Baca Juga: 4 Kebijakan yang Membuat Sri Lanka Krisis Ekonomi, Hutang Luar Negeri Hingga Kesalahan Pemotongan Pajak

Dilaporkan juga bahwa, negara yang dilanda krisis telah menerima pengiriman bahan bakar untuk memberikan bantuan di tengah-tengah kekurangan.

Wickremesinghe selaku penjabata presiden sementara merupakan sekutu dari Rajapksa dan menjadi salah satu kandidat kuat menggantikan posisi presiden sebelumnya.

Akan tetapi, para demonstran memprotes agar Wickremesinghe juga angkat kaki dari pemerintahan Sri Lanka.

Baca Juga: Akibat Krisis Ekonomi di Sri Lanka, Warga Mengantre Berjam-jam untuk Dapatkan Bahan Bakar

Jika ia benar-benar terpilih sebagai presiden baru, maka itu akan menyebabkan kerusuhan yang berkepanjangan.***

Editor: Rika Wulandari

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x