Para penjahit pun berebut menjawab. Suasana riuh. “Ibu Fatmawati,” semua berebut menjawab.
Ipuk lantas memberikan hadiah tambahan honor menjahit yang dibungkus ke dalam amplop kepada penjahit yang beruntung bisa menjawab.
Bupati Ipuk mengatakan, pihaknya sengaja melibatkan puluhan penjahit kampung untuk ikut memproduksi bendera Merah-Putih.
Baca Juga: Keren! Gang Sempit Disulap Menjadi Pusat Oleh-Oleh khas Banyuwangi
“Jadi peringatan kemerdekaan bukan hanya seremonial, tapi salah satunya kita konkritkan dengan memberdayakan ekonomi para penjahit di kampung-kampung,” ujar Ipuk.
Selain mendapatkan honor dari jasa produksi bendera, para penjahit juga mendapatkan uang sewa dari mesin jahitnya yang dibawa ke tempat produksi bendera secara masal.
“Kita sengaja tidak pesan bendera ke pabrikan konveksi besar, tapi ke penjahit di kampung-kampung agar ekonomi arus bawah terus bergerak. Ini adalah salah satu bentuk pemberdayaan UMKM, untuk pemulihan ekonomi,” imbuh Bupati Ipuk.
Baca Juga: Dicurhati Ibu Single Parent, Bupati Ipuk Beri Solusi Anak Putus Sekolah
Selain memberdayakan para penjahit kampung, Bupati Ipuk bersama Forkopimda Banyuwangi juga memborong bendera yang dijual oleh sejumlah PKL di pinggir jalan.
“Bendera-bendera itu nanti dibagikan gratis. Ada yang dibagikan ke nelayan, karena sebagian kemarin saya lihat bendera di perahunya sudah agak kusam. Juga dibagikan ke petani, warga di desa-desa, dan sebagainya,” jelas bupati perempuan tersebut.