Kapitalis Tani

- 25 Februari 2020, 22:02 WIB
Disway
Disway /disway.id/

Asosiasi petani organik itu memegang saham sampai 50 persen di PT Pengayom. Yang 35 persen lagi dipegang Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) Kebon Agung.

Dahlan Iskan saat melihat kolam lele di Wonogiri./
Dahlan Iskan saat melihat kolam lele di Wonogiri./ Disway.id

Hanjar sendiri hanya memegang saham 10 persen. Sedang yang 5 persen lagi milik Seknas BUMP.

Seknas itu perserikatan mahasiswa program doktor ilmu kelembagaan Universitas 11 Maret Solo.

Baca Juga: Terduga Pelaku Percobaan Pembunuhan Mantan Sekdes Gintangan dikabarkan Berada di Mapolsek

Awalnya --saat didirikan tahun 2009-- anggotanya 18 orang. Belakangan tinggal tidak sampai separonya.

Latar belakang S-1 mereka beraneka keilmuan. Ada pertanian, akuntansi, hukum, dan banyak lagi. Ketuanya adalah Dr. (kini) Sugeng Edi Waluyo. 

Mereka itu melakukan penelitian bidang kelembagaan petani. Sangat mendalam. Mereka kaji keberadaan koperasi, kelompok, asosiasi, dan apa saja yang terkait petani.

Hasil kajian itu: tidak ada lembaga tani mana pun yang bisa mengatasi problem pokok petani. Yakni: menjaga agar di musim panen harga hasil tani tidak merosot.

Dr. Edi Waluyo sendiri orang Jepara. Tapi istrinya dari desa paling pelosok Wonogiri. Masih 1 jam lagi dari Sidoharjo --ke arah Pacitan. 

Halaman:

Editor: Dian Effendi

Sumber: Disway.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah