Celeng Politik

- 7 Maret 2020, 08:10 WIB
Model memperagakan kostum etnik karya perajin bambu pada Festival Bamboo Gintangan, Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (15/6/2019). Gelaran festival tersebut merupakan ajang kreativitas perajin di Desa Gintangan, guna mengenalkan daerahnya sebagai sentra kerajinan bambu.
Model memperagakan kostum etnik karya perajin bambu pada Festival Bamboo Gintangan, Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (15/6/2019). Gelaran festival tersebut merupakan ajang kreativitas perajin di Desa Gintangan, guna mengenalkan daerahnya sebagai sentra kerajinan bambu. /ANTARA FOTO/Budi Candra Setya/pras.

Celeng Indonesia ternyata ikut bermain di krisis politik Malaysia.

Tapi pembelotan terbesar terjadi di Sarawak.

Dua-duanya disebabkan oleh sikap DAP --partai Tionghoa yang sukses besar mendapat 42 kursi di Pemilu 2018. Setidaknya sikap oknumnya --kalau di sana juga ada oknum.

Yang di Sarawak itu misalnya. Tiba-tiba saja mereka benci DAP --gara-gara Sekjen DAP yang juga menteri keuangan: Lim Guan Eng.

Sedang yang di Melaka gara-garanya celeng yang belakangan membabi hutan di sana. Sikap DAP di Melaka terlalu lunak. Tidak setuju dilakukan perburuan celeng besar-besaran.

Soal kebencian orang Sarawak bermula beberapa bulan yang lalu. Yakni saat Lim Guan Eng berkunjung ke negara bagian Sarawak.

Sekjen DAP itu begitu kesal dengan praktik pemerintahan di Sarawak. Sampailah keluar kata-katanya yang menyinggung perasaan orang Sarawak. ”Serawak ini tiga tahun lagi bangkrut,” ujar Menkeu itu.

Baca Juga: Kekerasan Terhadap Muslim, Pendemo Ancam Sweeping WN India

Lim Guan Eng memang dikenal sebagai orang yang sulit menjaga mulut. Kerjanya bagus tapi kata-katanya sering menyakitkan.

Guan Eng rupanya belum berubah. Setelah menjadi pejabat tinggi pemerintah seharusnya Guan Eng tidak lagi seperti oposisi.

Halaman:

Editor: Dian Effendi

Sumber: Disway.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah