Kunjungan Wisatawan ke Jawa Barat Turun hingga 80 Persen Akibat COVID-19

- 10 Juni 2020, 18:15 WIB
KEPALA Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, Dedi Taufik.*/ANTHIKA ASMARA/GALAMEDIA
KEPALA Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, Dedi Taufik.*/ANTHIKA ASMARA/GALAMEDIA /

RINGTIMES BANYUWANGI - Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat (Disparbud Jabar) menyatakan kunjungan wisatawan baik lokal dan mancanegara ke objek wisata yang berada di Provinsi Jabar turun hingga 80% akibat pandemic Virus Corona (COVID-19).

"Jadi tren itu terjadi merata dalam akumulasi di 27 kabupaten kota di Provinsi Jabar. Hal serupa juga terjadi pada jumlah kunjungan wisata mancanegara yang turun 16 persen," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat, Dedi Taufik di Bandung, Rabu.

Dedi mengatakan bahwa sektor industri pariwisata adalah sektor yang paling terdampak akibat pandemi COVID-19 terjadi dan sejumlah rencana pembangunan yang jadi program strategis akan dilanjutkan pada tahun 2021 yang akan datang.

Baca Juga: Kini Presiden ingatkan jangan sampai terjadi gelombang kedua COVID-19

"Di masa pandemi ini, kami sudah melakukan beberapa strategi mitigasi bencana di sektor pariwisata dengan beberapa pendekatan. Yaitu, tanggap darurat, pemulihan dan normalisasi. Tiga fase ini akan dilakukan," kata dia.

Dia mengatakan masa tanggap darurat sudah dilakukan dengan cara refocussing anggaran dan masa pemulihan diharapkan bisa dimulai bulan Juni hingga berjalan sampai Desember 2020 dengan melakukan produktivitas sesuai arahan Presiden RI diiringi dengan kewaspadaan dan kedisiplinan menjalankan protokol kesehatan.

Ia mengatakan jika semua berjalan, maka tahap normalisasi bisa difokuskan pada Januari 2021.

Baca Juga: Candi Borobudur dan Prambanan kembali Dibuka Mulai 8 Juni 2020

Berita ini sebelumnya telahterbit di ANTARA dengan judul Akibat COVID-19, kunjungan wisatawan ke Jawa Barat turun

"Sekitar seminggu kemarin survei ke lapangan, ada beberapa pemerintah daerah yang sudah menyiapkan teknis untuk menerapkan protokol kesehatan yang ketat hingga sanksi atau pembatasan kapasitas di tempat pariwisata dan lain lain," kata dia.

"Namun pembukaan pariwisata di beberapa daerah mungkin nanti setelah 14 juni bergantung pada tren kasus COVID-19," lanjut Dedi.

Menurut dia objek wisata di Kabupaten Pangandaran sudah membuka tempat wisata pada 5 Juni 2020 namun ada banyak syarat yang harus dipenuhi yakni wisatawan yang masuk ke Pantai Pangandaran harus punya surat sehat dan "rapid test".

Baca Juga: Amal Seseorang Tidak akan Memasukkannya ke Dalam Surga Allah?

"Semua pelaksanaannya akan dievaluasi secara menyeluruh. Dan pola ini akan diadopsi oleh Pemerintah di Kabupaten Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Garut namun masih dalam pembahasan," kata dia.

Lebih lanjut ia mengatakan Pemerintah Kabupaten Subang masih belum memutuskan kapan pariwisatanya dibuka sedangkan di Kabupaten Bandung Barat baru memulai kesepakatan sanksi antar pelaku wisata dan bupati.

Sementara itu, di lain pihak, rencana pembangunan sektor pariwisata yang menjadi program strategis di Jabar harus dihentikan sementara dan dilanjutkan pada tahun depan.

Baca Juga: Kabar Jenazah Pasien Covid-19 Dalam Peti Organ Tubuhnya Habis Diambil

Pihaknya mencontohkan salah satu yang menjadi prioritas adalah pembangunan di Pangandaran.

"Di Pangandaran yang sedang berjalan pembangunannya, di 2021 diprioritaskan kembali untuk diselesaikan pembangunannya. Geopark Ciletuh di Sukabumi juga akan dilanjutkan di tahun 2021," kata dia.

Editor: Firda Marta Rositasari

Sumber: antaranews


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x