Menanamkan Pendidikan Karakter Melalui Tradisi 'Ro'an' di Pesantren

23 Juli 2020, 10:10 WIB
SEJUMLAH santri di Pondok Pesantren Sobarul Yaqien di Desa Kawunggirang, Kecamatan Majalengka, Kabupaten Majalengka dikumpulkan untuk diberikan pemaparan soal penyebaran virus dan pencegahan virus corona, Jumat, 19 Juni 2020.* /Pikiran-rakyat.com/Tati Purnawati/

RINGTIMES BANYUWANGI - Pesantren memiliki eksistensi tersendiri dalam dunia pendidikan. Ia merupakan fondasi pendidikan karakter bangsa.

Dengan pendidikan akhlak, pesantren mampu mencetak pribadi yang berbudi luhur, intelek, santun dan mampu berinteraksi dengan berbagai kalangan. Terbukti, banyak tokoh yang memgang peran penting di Indonesia, lahir dari lingkungan pesantren.

Tradisi ro'an yakni kegiatan berih-bersih lingkungan sekitar pesantren secara bersama-sama. Tradisi ini dilakukan di pesantren setiap pagi dan sore oleh para santri. 

Baca Juga: Tak Hanya Solo, Sejumlah Partai di Kediri Dikabarkan Sepakat dengan Calon Tunggal

Dengan melakukan ro'an bersama-sama, santri dapat bersosialisasi dengan rekan sejawatnya serta dapat bekerjasama untuk menciptakan suasana lingkungan pesantren yang bersih dan asri.

Melalui ro'an, santri diajarkan untuk menurunkan gengsi yang kemungkinan dulunya dimiliki semasa mereka berada di rumah. Santri diajarkan menjadi pribadi mandiri yang bersedia 'turun tangan' untuk kebutuhan lingkungannya sendiri.

Dewasa ini, di sekolah negeri maupun swasta, sudah tidak diberlakukan 'kerja bakti', semua dilakukan oleh tenaga kebersihan yang diberi gaji bulanan.

Padahal, penanaman karakter seperti kedisplinan, tenggang rasa, kerja sama, peduli kepada lingkungan, dapat diciptakan melalui kegiatan kerja bakti.

Baca Juga: Konsumsi Buah Mengkudu Bisa Cegah Kanker serta Tingkatkan Kesehatan Tubuh

Maka, dengan berada di pesantren, santri mulai membiasakan diri dengan kegiatan yang merangsang kepekaan anak terhadap lingkungan sekitarnya.

'Ro'an' sendiri merupakan kunci stabilitas lingkungan pondok pesantren. Saat santri tidak melaksanakan ro'an, tentu fasilitas yang ada di pondok pesantren tidak layak guna, maka pondok pesantren akan memiliki hambatan pada kelangsungan proses belajar mengajar.

Uniknya, pada kegiatan ro'an ini, santri sesekali mendapat kejadian lucu yang dijadikan bekal kenangan sepulang dari pesantren nantinya. Biasanya, kenangan tersebut menjadi salah satu alasan kuat seorang santri untuk terus menjaga komunikasi dengan seluruh elemen pesantren.***

Editor: Dian Effendi

Tags

Terkini

Terpopuler