Amtsilati, Solusi Belajar Nahwu Sharaf dengan Mudah

- 6 Agustus 2020, 09:30 WIB
/

RINGTIMES BANYUWANGI - Metode Amtsilati memiliki daya tarik tersendiri bagi sebuah pesantren.

Ditengah anggapan masyarakat bahwa mempelajari kitab kuning dengan nahwu sharafnya adalah ilmu yang menakutkan karena harus bertahun-tahun mempelajarinya.

Hadirlah metode amtsilati yang menjadi daya tarik tersendiri bagi sebuah pesantren.

Baca Juga: Sastra Sebagai Gaya Hidup dan Kebanggaan Remaja

Karena metode ini merupakan sebuah metode pembelajaran kitab kuning dengan pembelajaran yang praktis dan cepat, serta menghadirkan akselerasi yang menjadi solusi atas pembelajaran nahwu-sharaf tradisional yang stagnan.

Kiai Taufiqul Hakim, penulis Amtsilati sekaligus pengasuh pesantren Darul Falah juga termasuk kiai muda yang produktif.

Semenjak menulis Amtsilati dari tahun 2002 sampai sekarang 2015, dia sudah menulis kurang lebih 150 kitab.

Baca Juga: Ribuan Wanita Turki Melakukan Unjuk Rasa Menuntut Berakhirnya Kekerasan terhadap Perempuan

Selain menulis, ia juga membangun percetakannya sendiri dan memasarkannya sendiri dibantu dengan koordinator di setiap daerah di Indonesia.

Amtsilati lahir, berawal dari kegundahan seorang Taufiq muda yang merasa sulit membaca kitab kuning meskipun ia sudah menghafal Alfiyyah.

Di saat itu juga lahir sebuah metode Qiraati, metode yang mengupas cara membaca yang ada harokatnya, terinspirasi dari Qiraati, ia juga ingin menulis yang bisa digunakan untuk membaca yang tidak ada harokatnya.

Baca Juga: Pangeran Jagapati, Pemimpin Pembebasan Rakyat Blambangan

Terbetiklah nama Amtsilati yang berarti beberapa contoh dari saya yang sesuai dengan akhiran ‘ti’ dari Qiroati.

Amtsilati lahir dari sebuah kejernihan hati seorang penulisnya.

Dari seorang santri yang mengikuti thariqat di Pesantren Al-Manshur Klaten dan menyelesaikan thariqotnya hanya 100 hari, lahir Amtsilati, sebuah kitab fenomenal.***

Editor: Dian Effendi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x