Jas Merah
jangan sekali kali melupakan sejarah
Di Malang ada Abdurachman Saleh
Di Surabaya ada Juanda
Di Bali ada Ngurah Rai
Dan di daerah daerah lain
Ada nama pahlawan
Sebagai pengiling ngiling jasanya
Di Setasiun di Stadion
Dan di Lapangan Terbangnya
Bahkan “Semut” pun sampai saat ini
Tetap diabadikan Surabaya
Sebagai nama stasiun
Di ibukota propinsi Jawa Timur itu
Baca Juga: Menjerat Gusdur, Buku Dibalik Konspirasi Memakzulkan Presiden
Dan di Banyuwangi sendiri?!
Mana nama Tawang Alun
Mana nama Agung Willis
Mana nana Rempek Jogopati
Mana nama Sayu Wiwit
Apakah jasa mereka
Melawan kompeni
Tidak pantas dihormati?!
Mereka telah mengorbankan nyawanya
Demi Bumi Blambangan ini
Apakah ada orang
Yang meragukan jasanya?!
Apakah ada orang
Yang menjelek-jelekkan namanya?!
Apakah nama nama pahlawan
Tawang Alun
Agung Willis
Rempeg Jogopati
Sayu Wiwit
Tidak pantas diabadikan?!
Apakah nama nama tokoh diatas
Itu tidak pantas dihormati?!
Baca Juga: SKD CPNS, Bupati Banyuwangi: Kita Butuh PNS Hebat!
Dalam sejarah perang Puputan Bayu
Tahun 1771 sampai rahun 1774
Perangnya Ki Rempeg Jogopati
Dan Perangnya Sayu Wiwit
Melawan kompeni
(dalam tulisan saya perang puputan bayu dan sayu wiwit 1 sd 5 di FB)
Perang Puputan Bayu
Adalah perang yang sangat besar
Menguras tenaga kompeni
Juga menguras biaya Kompeni
Sampai dikatakan
Menaklukkan Bumi Nusantara
Di Belambangan inilah Kompeni
Paling banyak berkorban nyawa
Juga paling banyak keluarkan biaya
Korban meninggal pasukan Kompeni
Mencapai 3 ribu orang lebih.
Belum lagi ditambah korban
Dari bantuan laskar pribumi
Yang membantu Kompeni
Dari Jakarta dari Jawa Tengah
Dari Surabaya dan Madura
Sedang biaya perang
Yang dikeluarkan Kompeni
Setara dengan 8 ton lebih emas
(silahkan dikslkulasi rupiah sekarang)
Baca Juga: Dugaan Investasi Bodong Rp 200 Miliar KSP Tinara Banyuwangi
Pertanyaannya sekarang
Lalu mengapa korban pasukan
Kompeni sangat besar?!
Jawabannya adalah…
Karena jiwa patriotik
Ki Rempeg Jogopati dan Sayu Wiwit
Sangat luar biasa
Dan yang perlu
Dihargai dan dijunjung tinggi
Adalah mereka tidak mau Kompeni
Menduduki dan menjajah
Bumi Belambangan ini
Mereka mempertaruhkan nyawanya
Mereka mempertaruhkan
Apa saja yang mereka punya
Semuanya demi tanah kelahiran ini
Semuanya demi negeri tercinta ini
Apakah belum cukup?!
Apakah belum cukup pengorbananya?!
Tanah ini bukan milik siapa siapa
Tanah ini milik Lare Lare Osing
Baca Juga: Dimanakah Kedhaton Wetan?
Yang leluhurnya pernah
Mempertaruhkan nyawanya
Demi Tanah Kelahiran iki
Sejarah ojo diseleh
Jas Merah
Jangan sekali kali melupakan sejarah
Itu pesan proklamator kita
Lare Lare Osing
Sangat menghargai jasa pahlawanya
Saiki rungokeno
Omonge lan pesene poro leluhur
Paran salahe awak isun
Kurang kelendi awak isun
Segalanya sudah kami suguhkan
Jiwa dan raga ini
Juga sudah kami suguhkan
Sudah tidak ada yang kami punya
Jiwa dan raga pun
Sudah bukan lagi kami punya
Isun mung duwe tinggalan
Kanggo anak putunisun
Semangat dan perjuangan
Pesen isun reng riko kabeh
Jaganen Tanah Kelahiran iki
Rumaten hang bener
Ojo sampek riko gadekaken
Siro oleh ngunduh uwohe
Tapi ojo di erog uwite
Tuwas tebluk kabeh sak pucile
Ilingo lan umanono
Anak putuniro…
Iki pesen isun
Mugo mugo ono hang nggatekaken
Nawi siro arep iling ring isun
Iling ring perjuangan isun
Utowo isun siro lalekaken
Utowo isun siro gelethakaken
Utowo isun siro anggep
Baca Juga: Yahya, Terduga Pelaku Teror Sajam Juga Aniaya Pekerja Proyek PU
Perjuanganisun seng ono artine paran paran
Iku paran jare awakiro
Iku paran jare awakiro
Iku paran jare awakiro
……………………………………………………..
Lare osing kekuatane
Teko seduluran selawase
Tapi sepisan maning isun ngomong
Isun lan dulur dulur siro kabeh iki
Berjuang ngadepi Kompeni
Dudu kerono paran
Tapi kami berjuang
Karena cintanya pada negeri ini
Karena cintanya
Pada tanah kelahiran ini..
Di Surabaya ada Juanda
Di Malang ada Abdurachman Saleh
Di Bali ada Ngurah Rai
Dan masih banyak lagi daerah lain…
Itu artinya di daerah daerah tersebut
Ada pahlawannya…
Dan bisa menghargai jasa jasanya
Apakah di Tanah Kelahiran ini
Tidak ada pahlawannya ?!
Tentunya jawabannya…
Ada di relung hati ini…
Semoga. Aamiin
Perum Kalipuro Asri
13 Desember 2019, 13.45 wib