Walaupun M. Yamin melakukan banyak eksperimen bahasa dalam puisi-puisinya, hasil karya M. Yamin masih lebih menepati norma-norma klasik Bahasa Melayu, berbanding dengan generasi-generasi penulis yang lebih muda.
Baca Juga: Akhirnya China Setujui Uji Klinis Vaksin Covid-19 Dibudidayakan Sel Serangga
Ia juga menerbitkan banyak drama, esei, novel sejarah, dan puisi. Ia juga menterjemahkan karya-karya William Shakespeare (drama Julius Caesar) dan Rabindranath Tagore.
Hasil karya M. Yamin dari tahun 1922 sampai 1960 adalah sebagai berikut:
- Tanah Air (puisi), 1922
- Indonesia, Tumpah Darahku, 1928
- Kalau Dewa Tara Sudah Berkata (drama), 1932
- Ken Arok dan Ken Dedes (drama), 1934
- Sedjarah Peperangan Dipanegara, 1945
- Tan Malaka, 1945
- Gadjah Mada (novel), 1948
- Sapta Dharma, 1950
- Revolusi Amerika, 1951
- Proklamasi dan Konstitusi Republik Indonesia, 1951
- Bumi Siliwangi (Soneta), 1954
- Kebudayaan Asia-Afrika, 1955
- Konstitusi Indonesia dalam Gelanggang Demokrasi, 1956
- 6000 Tahun Sang Merah Putih, 1958
- Naskah Persiapan Undang-undang Dasar, 1960, 3 jilid
- Ketatanegaraan Madjapahit, 7 jilid
Baca Juga: Jangan Ketinggalan, Promo Indomaret Hari Ini 23 Agustus, Akan Segera Berakhir
Berkat hasil karya M. Yamin dan jasanya kepada republik Indonesia, Ia dianugerahi beberapa penghargaan, diantaranya:
- Bintang Mahaputra RI, tanda penghargaan tertinggi dari Presiden RI atas jasa-jasanya pada nusa dan bangsa
- Tanda penghargaan dari Corps Polisi Militer sebagai pencipta lambang Gajah Mada dan Panca Darma Corps
- Tanda penghargaan Panglima Kostrad atas jasanya menciptakan Pataka Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat
***