Mobil Rombongan Bung Karno Pernah Dilempari Granat, Simak Apa yang Terjadi

1 Juni 2021, 11:03 WIB
Mobil rombongan Bung Karno dilempari granat /Instagram @ondolomot_quote/

RINGTIMES BANYUWANGI – Ini merupakan kisah dari pengawal Bung Karno yang menyelamatkan nyawa sang presiden pertama Indonesia.

Pada Januari 1962, Presiden pertama Indonesia, Bung Karno hendak melakukan pidato di Gedung Olahraga Makassar.

Bung Karno berangkat bersama rombongan ke gedung olahraga saat langit sudah gelap.

Baca Juga: Kata Terakhir Bung Karno Sebelum Wafat, Megawati Sempat Bisikkan Kalimat Syahadat

Rombongan mobil Bung Karno saat itu dipimpin oleh sepeda motor sebagai voorrijders di bagian paling depan. Kemudian ada satu jip pasukan Detasemen Kawal Pribadi.

Di belakang jip ada mobil R1-1, dan di belakang mobil presiden terdapat satu jip DKP lagi yang diikuti sepeda motor kawal.

Saat itu suasana sedang sepi dan gelap. Ketika memasuki Jalan Cendrawasih, tiba-tiba terdengar suara ledakan, sebagaimana dilansir dari buku Soekrno Poenja Tjerita karya @SejarahRI, Selasa 1 Juni 2021.

Baca Juga: Misteri Peci Miring Bung Karno, Ada Alasan di Baliknya

Ternyata, mobil Bung Karno digranat. Semua pasukan langsung ambil posisi dan bersiaga. Untungnya granat tersebut meleset dari sasaran.

Bung Karno kemudian diminta untuk tiarap. Dalam kondisi yang menegangkan itu, ajudan memegang kendali prosedur untuk menjaga keselamatan sang presiden.

Karena saat itu gelap, rombongan menjadi rentan terkena serangan. Terlebih lagi mereka tidak tahu dari mana asal serangan tersebut.

Baca Juga: Bung Karno Pernah Marah-marah di Amerika, Merasa Dihina dan Tak Dihormati

Sekali lagi, mereka diserang dengan lemparan granat yang untungnya terus meleset dari sasaran.

Selang beberapa lama, kondisi mulai terlihat aman. Rombongan Bung Karno kembali melanjutkan perjalanan menuju Gedung Olahraga Makassar.

Saat berpidato, Bung Karno membakar semangat rakyat Indonesia seolah tidak terjadi apa-apa sebelumnya.

Baca Juga: Perjalanan Kisah Asmara Bung Karno dan Sang Istri, Ratna Sari Dewi

Sementara itu, DKP memperketat penjagaan. Ketika Bung Karno hendak kembali ke penginapan, Bambang dan DKP menyiapkan langkah antisipasi yang sangat ketat.

Wali Kota Makassar saat itu diminta duduk dalam mobil kepresidenan dan ikut mengenakan peci atau kopiah seperti Bung Karno.

Hal ini sebagai kamufalse untuk mengantisipasi serangan lanjutan kepada Bung Karno.

Itulah kisah pengawal Presiden Soekarno atau Bung Karno yang bertaruh nyawa untuk keselamatan sang presiden.***

Editor: Shofia Munawaroh

Tags

Terkini

Terpopuler