Supriyadi Komandan PETA Blitar, Fakta dan Kisahnya Sebelum Menghilang

2 Agustus 2021, 16:37 WIB
Fakta dan kisah Supriyadi, seorang komandan PETA Blitar /Instagram @genflix/

RINGTIMES BANYUWANGI – Simak fakta dan kisah sebelum menghilangnya Supriyadi, sang komandan PETA (Pembela Tanah Air).

Supriyadi merupakan Komandan Batalion PETA yang namanya besar karena aksi berani melakukan pemberontakan bersama para tentara prajurit terhadap Jepang.

Menghilangnya Supriyadi masih menjadi misteri hingga saat ini. Bahkan buku sejarah di sekolah juga menuliskan bahwa Pahlawan PETA itu dinyatakan hilang.

Meskipun sudah dinobatkan sebagai pahlawan nasional, keberadaan Supriyadi tetap tidak bisa dipastikan.

Baca Juga: Biografi Sukarni Kartodiwirjo, Sosok Penting di Balik Kemerdekaan Indonesia

Jika memang sudah meninggal, namun tiada seorang pun yang pernah menemukan jasad dan juga makamnya.

Simak berikut Fakta dan Kisah Supriyadi Komandan PETA sebelum menghilang sebagaimana dilansir dari kanal Youtube Saptono Soemarsono, pada Senin, 2 Agustus 2021.

Supriyadi lahir di Trenggalek pada 13 April 1923. Ia besar di Blitar.

Ayahanda Supriyadi yang bernama Darmadi merupakan seorang wedono Tranggalek.

Supriyadi berasal dari keluarga ningrat dan berpendidikan.

Oleh karena itu, Supriyadi dikenal sebagai sosok pemberani dan ksatria yang sopan.

Supriyadi juga dikenal sebagai murid yang paling kinasih.

Ia berguru spiritual pada seorang kyai yang bernama KH Khasan Bendo, yang kerap disebut Mbah Bendo.

Baca Juga: Alasan Soekarno Memilih Tanggal 17 Agustus untuk Bacakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Supriyadi bersama teman-temannya melakukan pemberontakan terhadap Jepang tepat pada tanggal 14 Februari 1945.

Pemberontakan diawali dengan pengibaran bendera merah putih sekitar pukul 4 pagi, tepat di kawasan Bendogerit, Sananwetan, Blitar, yang saat ini diabadikan sebagai monumen Potltot.

Cerita sejarah yang mengatakan bahwa bendera merah putih pertama kali dikibarkan pada saat proklamasi, dapat dikatakan itu tidak benar.

Faktanya, bendera Indonesia itu telah dikibarkan oleh salah satu prajurit PETA yang kerap disapa Parto Wedus sebagai tanda bahwa pemberontakan terhadap Jepang akan dimulai.

Saat pemberontakan PETA dilakukan, namun ternyata mes-mes Jepang sudah tidak berpenghuni.

Baca Juga: Biografi Soekarno, Sang Proklamator Indonesia

Pasalnya desas-desus tentang Supriyadi bersama teman-temannya akan memberontak sudah terdengar oleh Jepang.

Pemberontakan terhadap Jepang bisa dikatakan gagal.

Namun, hal itu justru luar biasa, karena ada sekelompok orang yang berani memberontak, padahal tentara PETA adalah bentukan dari Militer Jepang.

Pada saat itu, Indonesia adalah satu-satunya negara Asia yang dijajah Jepang, yang berani melakukan pemberontakan terhadap tuannya sendiri.

Semangat Supriyadi bersama tentara PETA untuk memerdekakan diri dari belenggu penjajah, seakan menjadi suntikan bagi pejuang Indonesia dari kawasan lain.

Akhirnya, cita-cita Supriyadi menjadi kenyataan. Empat bulan setelah pemberontakan, Indonesia merdeka dan melakukan proklamasi pada 17 Agustus 1945.

Darsono merupakan saksi kisah Supriyadi selama hidup. Ia adalah pengawal Supriyadi sejak ia berumur 15 tahun.

Baca Juga: Sejarah Bung Karno Menangis Saat Menandatangani Surat Eksekusi untuk Sahabatnya

Darsono sempat menemani Supriyadi saat sebelum menghilang.

Saat itu, selama dua hari Supriyadi bersembunyi dari kejaran Jepang, bersama Harjo Miyarso, Harjo Sucipto, dan Suyitno.

Menurut Darsono, Supriyadi menghilang di depan Candi Wringin Branjang.

Saat itu Supriyadi sedang bersemedi. Namun, beberapa saat kemudian Supriyadi menghilang.

Banyak yang mengatakan bahwa Supriyadi ditangkap tentara Jepang kemudian dibunuh.

Berita lain mengatakan bahwa Supriyadi disandera Jepang kemudian meninggal di penjara militer Jepang.

Semua berita itu tidak dapat dibuktikan kebenarannya, yang jelas menghilangnya Supriyadi masih menjadi misteri hingga saat ini.

Demikian sekilas informasi mengenai Fakta dan Kisah Supriyadi Komandan PETA sebelum menghilang. Semoga bermanfaat.***

Editor: Lilia Sari

Tags

Terkini

Terpopuler