Biografi Teungku Chik di Tiro, Pahlawan Nasional yang Gugur Diracun Belanda

6 Agustus 2021, 11:03 WIB
Berikut biografi lengkap Teungku Chik di Tiro /Tangkapan layar instagram / pahlawanid_/

RINGTIMES BANYUWANGI – Simak biografi lengkap Teungku Chik di Tiro, seorang pahlawan bangsa yang gugur diracun oleh Belanda.

Teungku Chik di Tiro merupakan salah satu pahlawan nasional asal Aceh yang dikenal sebagai seorang ulama dan pahlawan kemerdekaan Aceh.

Dilansir dari berbagai sumber pada Jum’at, 6 Agustus 2021, berikut biografi Teungku Chik di Tiro yang merupakan pahlawan nasional Indonesia.

Baca Juga: Kisah Alex dan Frans Mendur, Pahlawan Bersenjata Kamera di Masa Kemerdekaan Indonesia

Teungku Chik di Tiro atau pemilik nama asli Teungku Muhammad Saman adalah putra dari Teungku Syekh Ubaidillah dan Siti Aisyah.

Teungku Chik di Tiro lahir pada tanggal 1 Januari 1836 bertepatan dengan 1251 Hijriah di Dayah Jrueng Kenegerian Cumbok Lam Lo, Tiro, Pidie, Aceh.

Teungku Chik di Tiro lahir di keluarga penganut agama Islam yang cukup taat dan tak heran hal tersebut membuatnya sangat faham dan fasih terhadap agama.

Baca Juga: Biografi Tan Malaka, Pahlawan Nasional Indonesia yang Tragis di Akhir Hayatnya

Pria pemilik nama asli Muhammad Saman ini merupakan seseorang yang haus akan ilmu dan hal tersebut membuat beliau berguru pada banyak orang, terutama saat ia sedang menunaikan ibadah haji di Mekkah.

Ketika menunaikan haji, Teungku Chik di Tiro memperdalam ilmu agama yang telah dimiliki dengan menjumpai para pimpinan-pimpinan Islam yang ada di Mekkah.

Dari situlah, Teungku Chik di Tiro mulai mengetahui taktik perjuangan para pempimpin Mekkah dalam melawan imperialisme dan kolonialisme.

Baca Juga: 7 Kata Penuh Makna Pahlawan Indonesia untuk Memperingati HUT RI ke 76

Teungku Chik di Tiro memiliki tekat bahwa beliau sanggup berkorban apa saja untuk memperjuangkan tegaknya agama dan bangsa.

Perjuangan yang telah dilakukan oleh Chik di Tiro atau pemilk nama asli Muhammad  Saman dikenal dengan nama perang sabil.

Melalui perang sabil, satu persatu benteng dan wilayah-wilayah yang selama ini telah diduduki oleh Belanda dapat direbut.

Baca Juga: Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Pada bulan Mei tahun 1881, pasukan Muhammad Saman dapat merebut benteng Belanda Lam Baro, Aneuk Galong dan lain-lain.

Belanda akhirnya terjepit di sekitar kota Banda Aceh dengan mempergunakan taktik lini konsentrasi (concentratie stelsel) yaitu membuat benteng yang mengelilingi wilayah yang masih dikuasainya.

Selain itu, Chik di Tiro merupakan salah satu tokoh yang kembali menggairahkan Perang Aceh dan berlangsung pada tahun 1881.

Berbagai upaya yang dilakukan oleh Chik di Tiro untuk menjatuhkan Belanda, membuat para pasukan Belanda bersiasat untuk membunuh Teungku Chik di Tiro dengan cara meracunnya.

Baca Juga: Biografi Muhammad Yamin, Sastrawan dan Pahlawan Nasional RI

Muhammad Saman akhirnya meninggal pada bulan Januari tahun 1891 di benteng Aneuk Galong. ***

Editor: Lilia Sari

Tags

Terkini

Terpopuler