Sejarah Perang Puputan Bayu, Perjuangan Heroik Melawan VOC Bagian 1

6 Maret 2022, 09:15 WIB
Ilustrasi Penjajahan. Sejarah Perang Puputan Bayu, perjuangan Heroik melawan VOC bagian 1. Asal mula terjadinya perang, hal yang mendasari & tokoh dibalik perang. /Mikhail Nilov dari Pexels

RINGTIMES BANYUWANGI - Perang Puputan Bayu adalah peperangan antara pasukan VOC/Belanda dengan pejuang-pejuang Blambangan pada tahun 1771-1772 di Bayu (sekarang Kecamatan Songgon)

Perang Puputan Bayu merupakan perjuangan heroik para pemuda Blambangan yang membela dan membangun tanah airnya.

Perang Puputan Bayu berasal dari Bahasa Using puputan yang artinya habisan-habisan, sedangkan bayu adalah nama daerah bernama Bayu.

Baca Juga: Mengenal Tari Gandrung, Kesenian Khas Banyuwangi: Sejarah, Busana dan Musik Pengiring

Jadi Perang Puputan Bayu adalah perang habis-habisan yang terjadi di Bayu.

Dilansir dari banyuwangikab.go.id Sekilas Perang Puputan Bayu pada Minggu, 6 Maret 2022.

Dalam Perang Puputan Bayu para pejuang Bumi Blambangan dipimpin oleh Rempeg yang kemudian dikenal dengan nama Pangeran Jagapati.

Pangeran Jagapati adalah seorang buyut Pangeran Tawang Alun, putra Mas Bagus Dalem Wiraguna (Mas Bagus Puri) dengan ibu dari Pakis, Banyuwangi.

Rempeg atau Pangeran Jagapati oleh pengikutnya dipercaya sebagai titisan Wong Agung Wilis yang legendaris.

Baca Juga: Legenda Asal-usul Nama 'Banyuwangi': Bukti Cinta Seorang Istri yang Setia

Oleh VOC, Pangeran Jagapati disebut sebagai 'Pseudo Wilis' atau Wilis semu.

Bersama dengan para pengikutnya, Patih Jagalara, Sayu (Mas Ayu) Wiwit, Bekel-bekel Utun, Undhuh, Kik Rapa Pangeran Jagapati melawan dengan gigih penindasan yang dilakukan oleh Belanda.

Motif terjadinya Perang Puputan Bayu didalangi oleh Belanda yang menyuruh rakyat kerja paksa membangun benteng VOC di Ulu Pangpang dan Kuta Luteng.

Tak hanya itu, rakyat juga dipaksa untuk membangun jalan-jalan membersihkan pepohonan di antara laut dan benteng di Ulu Pangpang, dan membuat penangkis air di Gunung Ikan.

Baca Juga: Sejarah Sidharta Gautama, Pendiri Agama Buddha yang Dilahirkan Sebagai Anak Raja

Semuanya dilakukan tanpa menyediakan makanan yang cukup untuk rakyat.

Akibatnya kelaparan, penyakit, jumlah kematian meningkat drastis membuat kesengsaraan yang berkepanjangan.

Kekejaman terhadap rakyat tidak berhenti sampai di situ saja, tindakan penguasa VOC yang sewenang-wenang terhadap para wanita pribumi baik gadis, janda bahkan istri orang semakin merajalela.

Seperti yang dilakukan oleh Adipati Jeksanegara (Adipati Blambangan yang diangkat oleh VOC pada waktu itu) terhadap istri Ki Samila.

Baca Juga: Kisah Dibalik Pembangunan Monas, Adanya Sayembara untuk Membuat Desain

Melihat semakin banyak kekejaman yang dilakukan oleh Belanda, Rempeg yang semula bekerja kepada Ki Samila menyingkir ke Bayu dan menyusun kekuatan untuk mengusir VOC dari Bumi Blambangan.

Melihat tindakan gagah berani Rempeg penduduk Pangpang menyatakan bergabung dengannya di Bayu sehingga Bayu berkembang menjadi kekuatan besar yang mengancam kedudukan VOC di Bumi Blambangan.***

Editor: Suci Arin Annisa

Sumber: Pemkab Banyuwangi

Tags

Terkini

Terpopuler