Kisah Tan Malaka Sosok Pemimpin Pengganti Yang Diharapkan Soekarno

17 Agustus 2020, 07:35 WIB
Tan Malaka yang dijadikan pengganti Soekarno /

RINGTIMES BANYUWANGI - Tan Malaka membuka identitas sebenarnya kepada Ahmad Soebardjo, salah satu kawan lamanya ketika di Belanda.

Melihat orang disudut ruangan itu, Soebardjo langsung kaget. Soebardjo mengira bahwa Tan Malaka sudah meninggal saat kerusuhan di Israel.

Selesai berbincang-bincang dengan Soebardjo, Tan Malaka memintanya untuk dipertemukan dengan tokoh-tokoh petinggi Indonesia.

Baca Juga: Sejarah Penulisan Teks Proklamasi Oleh Sayuti Melik

Dikutip ringtimesbanyuwangi.com dari uinsby.ac.id, pertama-tama, ia dikenalkan dengan Jawa Koesoema Soemantri, kemudiaan Gatot Taroenamihardjo, Boentaran Martoatmojo.

Setelah itu Tan Malaka juga dipertemukan dengan Nishijima Shigetada, seorang asisten Laksamana Maeda. Didepan Nishijima itu, Tan Malaka berbicara soal revolusi, struktur pemerintahan, gerakan masa hingga soal agitasi dan propaganda.

Mendengar paparan Tan Malaka tersebut, Nishijima langsung terheran-heran. Bagaimana orang yang tampangnya seperti petani desa itu bisa memberikan analisa berbagai persoalan politik dan sosial begitu tajam.

Baca Juga: Puluhan ribu demonstran menuntut pemilihan ulang pemimpin Belarusia

Saat perbincangan itu, Tan Malaka masih menggunakan nama Husain. Namun, setelah obrolan itu berlangsung sekitar dua jam, maka Soebardjo mengenalkan kepada tamunya itu bahwa yang berbicara itu adalah Tan Malaka.

Saat mendengar penjelasan itu, Nishijima langsung berdiri dan menjabat tangan Tan Malaka lebih erat.

Namun meskipun sudah diberitahu bahwa yang dihadapanya itu adalah Tan Malaka, Soebardjo tetap meminta para tamunya supaya keberadaan Tan Malaka tetap dirahasiakan.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca di Sejumlah Kecamatan di Kabupaten Banyuwangi Hari Ini, Senin 17 Agustus 2020

Ketika Soekarno mulai mengetahui keberadaan Tan Malaka di Jakarta, Dia langsung menyuruh Sayuti Melik untuk segera mencarinya.

Sayuti Melik merupakan tokoh aktivis pergerakan yang dikenal sangat radikal dan juga sebagai pengetik naskah teks proklamasi, ia terinspirasi dengan karya Tan Malaka Naar de Republik (1925) dan Massa Actie yang ditulis Tan Malaka dalam persembunyiannya.

Akhirnya kedua tokoh pergerakan politik yang telah berpisah selama puluhan tahun itu kemudian bertemu dua kali selama september 1945.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca di Sejumlah Kecamatan di Kabupaten Banyuwangi Hari Ini, Senin 17 Agustus 2020

Pertemuan antara Bapak Republik Indonesia dengan sang Proklamator pun berlangsung.

Bung Karno menanyakan sejumlah hal mengenai pemikiran Tan Malaka dalam buku-bukunya seperti Massa Aksi, yang sangat berpengaruh pada pemikiran politik Soekarno, Tan Malaka pun menjawabnya dengan lugas.

Pertemuan inilah yang konon menjadi tonggak lahirnya terstamen politik yang isinya.” Bila Soekarno – Hatta tidak berdaya lagi, pimpinan perjuangan akan diteruskan oeh Tan Malaka, Iwa koesoema, Sjahrir dan Wongsonegoro”.

Keduanya kemudian kembali menggelar pertemuan rahasia untuk kali kedua di rumah pemimpin Barisan Pelopor, Moewardi di Jalan Mampang, Jakarta.

Baca Juga: Jadwal Acara Pertandingan Bola Hari Selasa, 18 Agustus 2020

Dalam pertemuan itu, Bung Karno kembali mengulangi janjinya menunjuk Tan Malaka sebagai penggantinya jika sekutu menangkapnya atau sesuatu hal buruk menimpanya.

Tan Malaka tak terlalu menghiraukan janji Bung Karno . Tan menilai pernyataan itu hanyalah sebagai bentuk penghormatan dari Bung Karno kepada dirinya.

Soebardjo lantas meminta Bung Karno menuliskan janjinya itu dalam sebuah pernyataan di atas kertas alias testamen politik.

Sebab, saat itu desas desus Soekarno-Hatta bakal 'diambil' Sekutu karena telah bekerjasama dengan Jepang semakin ramai terdengar.

Editor: Dian Effendi

Tags

Terkini

Terpopuler