Kekurangan tersebut terjadi saat dihapusnya sistem perbudakan pada 1 Juli 1863. Dampaknya banyak perkebunan yang tidak terurus dan terlantar.
Baca Juga: 7 Makna Terselubung Dibalik Hari Memotong Kuku Menurut Primbon Jawa
Pengiriman suku Jawa ke Suriname saat itu karena rendahnya perekonomian di pulau Jawa, akibat dampak meletusnya gunung berapi dan padatnya penduduk suku Jawa.
Hingga abad 19 Suriname diwarnai bunga-bunga suku etnis. Ditambahnya suku Jawa, Suriname memiliki beranekagam etnis hinga saat ini.
Di tahun 1972 suku Jawa sudah mencapai 58 ribu jiwa atau sekitar 13 persen dari 480 ribu jiwa di Suriname, dan menempati kedudukan ketiga sebagai penduduk Suriname.
Sejarah pahit suku Jawa di Suriname, menjadi penduduk yang minoritas karena dianggap bodoh dan mudah ditipu oleh penduduk setempat, kerena hanya sedikit yang bisa baca dan tulis.
Rasa berlainan ras juga timbul pada diri suku Jawa, pergaulan terhadap suku Jawa tetap dijaga dengan derajat tetap memakai bahasa jawa ngoko dan krama.
Baca Juga: Sejarah dan Asal Usul Suku Jawa di Indonesia
Bahasa nasional Suriname adalah bahasa Belanda. Bahasa Jawa menjadi bahasa sehari-hari dan seperti berada di Pulau Jawa.
Bahkan para pemudanya sudah sering menggunakan bahasa Jawa biasa dan jarang sekali menggunakan bahasa Jawa halus.