Soekarno di Ende Tak Berpolitik, Habiskan Waktu untuk Sandiwara hingga Bernyanyi

- 28 Mei 2021, 18:41 WIB
Dalam perjuangannya memerdekakan Indonesia, Soekarno berkali-kali mengalami pengasingan di beberapa tempat di Indonesia.
Dalam perjuangannya memerdekakan Indonesia, Soekarno berkali-kali mengalami pengasingan di beberapa tempat di Indonesia. /Twitter @hnurwahid/

RINGTIMES BANYUWANGI – Dengan kapal Jan Van Riebeeck pada 14 Januari 1934, Soekarno sampai di Ende, sebuah pulau kecil di pesisir selatan Pulau Flores yang menjadi pusat pemerintahan Belanda di sekitar Pulau Flores.

Kedatangan Soekarno di pulau Ende bukanlah hal yang luar biasa. Kedatangan Soekarno di pulau ini tidak bisa disamakan seperti ketika ia datang di tempat lain.

Berpolitik dan berpidato? Tidak. Soekarno tidak bisa melakukan kegiatan politik apapun di Ende.

Baca Juga: Diskon Hingga 90% PLUS Voucher, Belanjaan Kamu Jadi Lebih Murah Lagi di Shopee Murah Lebay!

Meski begitu, Soekarno memiliki hubungan yang sangat erat dengan Ende. Menempati pulau kecil yang mayoritas penduduknya adalah seorang nelayan kecil dan petani kepala, Soekarno habiskan waktu hingga empat tahun di Ende.

Dijauhkan dari kegiatan politik, rekan seperjuangan, dan Jawa, pulau Ende dimaksudkan sebagai lokasi untuk menegosiasi Soekarno.

Hidup di Ende dengan misionaris Katolik sampai tingkat tertentu, Soekarno telah membawa sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia dan menjadi bagian dari sejarah gereja katolik di pulau ini.

Sebaliknya, kehadiran seorang tokoh Nasional dengan reputasi tak tertandingi pada masa itu telah membawa Ende, Flores, dan sejarah Gereja di pulau ini menjadi bab kecil dalam sejarah Nasional Indonesia.

Baca Juga: 5 Aksi Tegas Soekarno Menolak Segala Bentuk Hubungan dengan Israel

Halaman:

Editor: Shofia Munawaroh


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah