RINGTIMES BANYUWANGI – Tan Malaka merupakan sosok yang terkenal akibat semangat besarnya menggerakkan modernis Islam di Sumatera Barat.
Tan Malaka memiliki nama asli Sutan Ibrahim dan lahir pada 2 Juni 1896 di Suliki, Sumatera Barat
Pemikiran Tan Malaka dikenal dengan meteri yang mendahulukan matter daripada ide.
Tokoh ini memiliki pendirian yang kuat dengan cara berpikir tepat menurut ruang materialisme.
Baca Juga: Jokowi Diserang Netizen Malaysia Usai Bertemu PM Tan Sri Muhyuddin Yassin
Pemahamannya mengenai dialektika terletak pada pertentangan dan pergerakan menuju perkembangan cara pikir.
Sosoknya yang dikenal sebgaai ahli Komunias Nasionalis Indonesia yang turut berjuang menggunakan sifat militan radikal, dan revolusionernya sebagai aktivitas nasionalis sekaligus komunis.
Sifat yang dimilikinya membawa pada pola pikir memperjuangkan Indonesia untuk merdeka hingga ia dijuluki tokoh revolusioner.
Salah satu konflik yang pernah tercatat dalam sejarah ialah saat Tan Malaka terlibat masalah dengan kepemimpinan Partai Komunis Indonesia (PKI).
Baca Juga: Sejarah Burung Garuda Menjadi Lambang Negara, Terinspirasi Kisah Hindu
Tan Malaka juga sangat sering mendekam di balik jeruji besi oleh penguasa Belanda akibat kritik pedasnya.
Saat di penjara, Tan Malaka mengisi hari-harinya dengan menulis buku hingga pemerintah menyematkan gelar Pahlawan Revolusi Nasional kepadanya.
Artikel ini sudah diterbitkan sebelumnya di WartaBuluKumba.pikiran-rakyat.com dengan judul Tan Malaka, di antara pemikiran, penjara, dan pergerakan
Buku yang ditulisnya pun bersadar pada logika filsafat dan paham kiri. Beberapa buku yang pernah ditulisnya antara lain Madilog, Dari penjara ke Penjara, Aksi Massa, dan Gerpolek(Gerilya Politik Ekonomi).
Dari penjara ke penjara merupaan salah satu buku karya Tan Malaka yang populer dan berisikan jejak pertentangannya melawan kolonialisme sewaktu menjadi aktivis.***(Alfian Nawawi/Warta BuluKumba PRMN)