Kedatangan pihak sekutu untuk mengurus beberapa tawanan perang atau tentara Belanda, awalnya disambut baik oleh para pemerintah Indonesia.
Baca Juga: Simak Fakta Sejarah Sistem Pendidikan Indonesia di Masa Pendudukan Jepang
Namun sayangnya, niat pihak sekutu tersebut diboncengi oleh Netherlands Indies Civiele Administration (NICA) karena setelah pembebasan tawanan perang, para tawanan tersebut malah dipersenjatai sehingga menimbulkan kemarahan pihak Indonesia.
Sehingga pada 26 Oktober 1945 terjadilah sebuah insiden di Kota Magelang, dimana tentara sekutu bertindak sebagai penguasa yang mencoba melucuti Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan membuat kekacauan.
Panglima besar Sudirman, yang saat itu baru saja terpilih sebagi pimpinan TKR langsung mengambil komando pasukan dan mengkoordinir untuk melangsungkan pertempuran Ambarawa.
Baca Juga: Penyebab Ir. Soekarno Lengser di Masa Orde Lama
Hal tersebut membuat TKR dari beberapa daerah di Jawa Tengah diperintahkan untuk turut mengepung wilayah yang diapit Danau Rawa Pening.
Pertempuran tersebut memakan banyak jiwa, diantaranya perwira senior TKR, Letnan Kolonel Isdiman, Panglima Resimen Purwokerto.
Perang Ambarawa atau Palagan Ambarawa berlangsung hingga memasuki pertengahan bulan Desember dan pada saat itu, posisi pasukan Inggris semakin terjepit dalam peperangan tersebut.