Sejarah Hotel Niagara Lawang yang Berusia 123 Tahun, Pemilik Lift Pertama di Indonesia pada Masanya

- 1 Januari 2022, 15:35 WIB
Berikut ini sejarah Hotel Niagara Lawang yang telah berusia 123 tahun, jadi ikon sejarah Kota Malang.
Berikut ini sejarah Hotel Niagara Lawang yang telah berusia 123 tahun, jadi ikon sejarah Kota Malang. /Instagram/ @hotelniagaramalang/

RINGTIMES BANYUWANGI - Simak sejarah Hotel Niagara Lawang yang telah berusia 123 tahun, pernah dinobatkan sebagai gedung tertinggi se-Asia Tenggara. 

Tidak banyak yang tahu mengenai sejarah Hotel Niagara Malang yang cukup panjang dan selalu dikaitkan dengan hal-hal mistis ini. 

Apalagi semenjak beredar postingan video viral yang mengklaim bahwa Hotel Niagara merupakan hotel horor dan sepi pengunjung. 

Baca Juga: Sejarah Kopi Arabika dan Robusta, Mendunia dari Afrika

Terlepas dari beredarnya kisah mistis mengenai hotel ini, Niagara merupakan ikon sejarah Kota Malang yang telah berusia 123 tahun. 

Dilansir dari kanal YouTube Lawang Heritage Channel pada 1 Desember 2022, mulanya Hotel Niagara dibangun sebagai Vila oleh Liem Sian Joe, seorang direktur N.V. Handels Maatschappij SAN LIEM KONGSIE yang menguasai perdagangan karet dan kayu bernama Liem Sian Joe. 

Dia adalah konglomerat yang paling berpengaruh di Jawa Timur pada masa itu. 

Baca Juga: Dikabarkan Meninggalkan DAY6 oleh JYP Entertaiment, Jae: Tolong Percaya Aku dan Anggota Kami

Fritz Joseph Pinedo (1884-1976), arsitek berdarah Brasil yang datang ke Hindia Belanda akibat resesi di Eropa pasca Perang Dunia I, dipilih untuk merancang bangunan ini.

Mengadaptasi gaya arsitektur "Amazonas Theatre" di Brazil yang merupakan negara asal Fritz Joseph Pinedo, dan terinspirasi dari Hoogste Huiz Liem, menjadikan hotel ini memiliki paduan gaya arsitektur kultur Belanda, Brazil, Victoria, dan Cina abad 19.

Salah satu yang menjadi keunikan dari Hotel Niagara Lawang yaitu tidak ditopang dengan struktur besi bertulang, melainkan hanya mengandalkan dinding setebal 50 cm. 

Baca Juga: 5 Negara yang Pernah Dijajah oleh Indonesia, Termasuk Malaysia dan Singapura

Lucas Martin Sarkies, praktisi perhotelan berdarah Armenia ini dipercaya sebagai Konsultan sekaligus Developer dalam pembangunan villa Liem Sian Joe (Hotel Niagara). 

Memiliki jumlah lantai 5 dengan tinggi bangunan 35 meter, menjadikan Hotel Niagara sebagai bangunan tertinggi se Asia Tenggara kala itu.

Sepeninggal Liem Sian Joe, vila tersebut beralih fungsi menjadi penginapan komersial dengan nama Hotel Den Heuvel.

Baca Juga: Rekomendasi Buku Ilustrasi Penuh Nilai Inspiratif, Cocok Buat Kado

Kemudian pada tahun 1929, terjadi peristiwa tragis yang mengakibatkan hotel ini berhenti beroperasi.

Pada 1 Agustus 1931, hotel kembali dibuka dan berganti nama menjadi "Hotel Bloemhove".

Di tahun yang sama, kereta ekspress "Vlugge Vijf" pernah melintas di depan  Hotel Bloemhove. 

Baca Juga: Asal Mula Tahun Baru Masehi yang Diterapkan Sampai Sekarang

Pasca meletusnya Agresi Militer Belanda I, 21 Juli 1947, bangunan ini sempat beralih fungsi sebagai asrama militer dari kesatuan Zipur.

Pada tahun 1957, bangunan tersebut berpindah kepemilikan pada pengusaha Surabaya Ong Ki Tjay, setelah ahli waris menjualnya secara resmi. 

Tahun 1960, Hotel Niagara resmi dibuka dan beroperasi hingga sampai saat ini. 

Baca Juga: Rekomendasi Buku Terjemahan Karya Penulis Jepang, Wajib Masuk Daftar Bacaan

Hotel ini juga menjadi satu-satunya bangunan pertama di Indonesia yang menggunakan lift merk ASEA (Swedia) buatan tahun 1900 kalau itu. 

Ornamen dengan inisial sang pemilik pada fasad bangunan menambah kesan mewah serta interior dibuat secara custom dengan material didatangkan dari Italia.***

Editor: Shofia Faridatuz Zahra


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah