Keduanya saling menginggit hingga air sungai penuh dengan darah. Dengan luka yang sama, Sura pergi dari sungai dan tidak lagi datang ke wilayah Baya.
Pada akhirnya, Baya mendapatkan wilayahnya kembali. Saat masyarakat mengingat peristiwa tersebut, mereka menjadikan simbol sebagai Surabaya.
Baca Juga: Sejarah Es Krim, Dessert Terenak sebagai Makanan Manis dan Segar
Namun sebenarnya, Sura memilki arti selamat dan Baya yang berarti bahaya. Jika digabungkan memiliki arti selamat dari Surabaya.
Nama itu bermula, saat ada ekspansi yang dilakukan oleh prajurat tartar ke wilayah Surabaya.
Mereka merampas seluruh harta benda masyarakat Surabaya dan membawa perempuan-perempuan cantik.
Kemudian masyarakat Surabaya merasa selamat dari bahaya ketika Raden Wijaya menyerang prajurit tartar di pelabuhan Galuh, dan membuat tentara tartar mundur ke Tiongkok.***