Sejarah Desa Benculuk Bagian I

- 26 Februari 2020, 16:25 WIB
Pembangunan Bengkel Kereta Api di Benculuk Era Kolonial Belanda./
Pembangunan Bengkel Kereta Api di Benculuk Era Kolonial Belanda./ /Munawir/Banjoewangi Tempo Doeloe

RINGTIMES - Pasca Perang Bayu tahun 1771-1774, VOC mengangkat Bupati Baru untuk Blambangan atau Blambangan Timur. 

Penulis buku Lingkar Waktu, Suhalik menyebut, pada tanggal 7 Desember 1773 terdapat resolusi pengangkatan Mas Alit sebagai Adipati Blambangan oleh VOC, yang mana pusat pemerintahannya adalah di Benculuk. 

Mengapa VOC menjadikan Benculuk sebagai ibu kota, menurut Samsubur dalam buku Sejarah Kerajaan Blambangan, karena bupati Tumenggung Jakasanegara (1772-1774) berkedudukan di Benculuk, maka Mas Alit tinggal meneruskan dan menempati bekas kediaman Tumenggung Jaksanegara di Benculuk. 

Artinya, sebelum Mas Alit, Tumenggung Jaksanegara juga bertempat di Benculuk. Ibukota Blambangan di Benculuk tercatat hanya sementara, karena oleh Gezaghebber Luzac dianggap terlalu jauh dari pantai dan terancam oleh sisa-sisa para pejuang Blambangan.

Baca Juga: Deviden Cashback 

Selanjutnya muncul usulan tiga daerah sebagai calon ibukota baru, yakni Lateng, Lopampang, dan Pakisiram, atau tempat lain untuk menjadi pengganti Benculuk sebagai ibu kota. 

Dari ketiga tempat itu, akhirnya Pakisiram (Pakis) di hutan Tirta dipilih oleh Residen dan diberi nama Kota Banyuwangi. 

Pemilihan nama Banyuwangi itu sendiri mengutip dari Lontar Sri Tanjung dan kisah dongeng Sabdapalon-Noyogenggong saat bertemu Sunan Kalijaga. 

Kota Benculuk menjadi Ibukota Kabupaten Blambangan pada kepemimpinan Mas Alit selama 8 bulan 21 hari. 

Yakni mulai 1 Februari 1774 saat Mas Alit dilantik di Ulupampang hingga 21 Nopember 1774 saat Residen Schophoff memindahkan kantor Residen dari Ulupampang ke Banyuwangi. 

Baca Juga: Kapolsek Rogojampi: Terduga Pelaku Percobaan Pembunuhan Mantan Sekdes Gintangan Sedang Disidik

Pada masa pemerintahan Mas Alit inilah nama Kabupaten Blambangan diubah menjadi Kabupaten Banyuwangi dan dibagi menjadi tiga distrik atau kemantren yakni; Kemantren Grajagan dipimpin oleh Patih Singagringsing (kakak ipar Mas Alit, suami dari Mas Ayu Patih), Kemantren Ulupampang dipimpin Patih Karanggringsing (saudara Singagringsing), dan Kemantren Ketapang-Bincak-Pakem yang dipimpin Patih Karangandung (Keturunan Bali-Balambangan) yang setia pada VOC. 

Sementara itu, Bupati Mas Alit sendiri memimpin Banyuwangi didampingi oleh Patih Bawalaksana (keturunan Madura-Surabaya) yang merangkap jabatan sebagai Walikota di ibukota lama Blambangan (Kutha Lateng). 

Dari keterangan tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa Desa Benculuk berasal dari kata Buahan Jolok atau Pinang (Jambe) yang di-galah. 

Dahulu Benculuk merupakan daerah yang banyak ditumbuhi pohon Pinang dan menjadi asal buah pinang yang disuguhkan di Keraton Blambangan Hamuncar era Prabu Danureja (1697-1736). 

Baca Juga: Terduga Pelaku Percobaan Pembunuhan Mantan Sekdes Gintangan dikabarkan Berada di Mapolsek

Benculuk pernah menjadi Ibukota Kabupaten Blambangan terakhir era Mas Alit selama 8 bulan 21 hari, antara 1 Pebruari 1774 hingga 21 Nopember 1774. 

Dan sebelum itu, Benculuk telah menjadi ibukota era Tumenggung Jaksanegara (1772-1774). 

Pemimpin Benculuk pertama yang tercatat adalah Ki Mantri Wiramanggala (Buyut Singolobok) dari trah Pangeran Mas Lumajang. 

Sedangkan pemimpin Benculuk yang terlibat dalam Perang Bayu 1771-1774 adalah Bekel Ki Macan Jingga. 

Para pemimpin desa Benculuk adalah tokoh-tokoh pejuang dan keturunannya tetap berperan dalam perang membela kemerdekaan Kerajaan Balambangan di Bayu tahun 1771-1774.

Baca Juga: Djadoel, Pasar Koelon Tangsi dengan Soewasana Tempo Doeloe

 

Editor: Dian Effendi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x