Baca Juga: Asal Mula Bahasa dan Suku Osing di Banyuwangi, Ada Pengaruh Belanda
Selebihnya pada bagian lengan dihias masing-masing dengan satu buah kelat bahu dan bagian pinggang dihias dengan ikat pinggang dan sembong serta diberi hiasan kain berwarna-warni sebagai pemanisnya. Selendang selalu dikenakan di bahu.
Bagian Bawah
Pada bagian bawah, para penari gandrung menggunakan kain batik dengan corak bermacam-macam.
Akan tetapi, corak batik yang paling banyak dipakai hingga kini serta menjadi ciri khusus adalah batik dengan corak 'gajah oling', corak tumbuh-tumbuhan dengan belalai gajah pada dasar kain putih yang menjadi ciri khas Banyuwangi.
Meski sebelumnya penari gandrung tidak memakai kaus kaki, namun semenjak tahun 1930-an penari gandrung selalu memakai kaus kaki putih dalam setiap pertunjukannya.
Baca Juga: Pusat Ikan Bakar Pantai Blimbingsari, Kisahnya Terkait Buah Belimbing dan Bupati Pertama Banyuwangi
Sebagai pelengkap, para penari Gandrung umumnya membawa satu atau dua buah kipas untuk pertunjukkannya.
Tari Gandrung Banyuwangi diiringi musik yang terdiri dari satu buah kempul atau gong, satu buah kluncing (triangle), satu atau dua buah biola, dua buah kendhang, dan sepasang kethuk.
Tak hanya itu, rasanya pertunjukan tari Gandrung tidak lengkap jika tidak diiringi panjak atau kadang-kadang disebut pengudang (pemberi semangat) yang bertugas memberi semangat dan memberi efek kocak dalam setiap pertunjukan gandrung. Peran panjak ini pun umumnya diambil oleh pemain kluncing.