Oleh VOC, Pangeran Jagapati disebut sebagai 'Pseudo Wilis' atau Wilis semu.
Bersama dengan para pengikutnya, Patih Jagalara, Sayu (Mas Ayu) Wiwit, Bekel-bekel Utun, Undhuh, Kik Rapa Pangeran Jagapati melawan dengan gigih penindasan yang dilakukan oleh Belanda.
Motif terjadinya Perang Puputan Bayu didalangi oleh Belanda yang menyuruh rakyat kerja paksa membangun benteng VOC di Ulu Pangpang dan Kuta Luteng.
Tak hanya itu, rakyat juga dipaksa untuk membangun jalan-jalan membersihkan pepohonan di antara laut dan benteng di Ulu Pangpang, dan membuat penangkis air di Gunung Ikan.
Baca Juga: Sejarah Sidharta Gautama, Pendiri Agama Buddha yang Dilahirkan Sebagai Anak Raja
Semuanya dilakukan tanpa menyediakan makanan yang cukup untuk rakyat.
Akibatnya kelaparan, penyakit, jumlah kematian meningkat drastis membuat kesengsaraan yang berkepanjangan.
Kekejaman terhadap rakyat tidak berhenti sampai di situ saja, tindakan penguasa VOC yang sewenang-wenang terhadap para wanita pribumi baik gadis, janda bahkan istri orang semakin merajalela.
Seperti yang dilakukan oleh Adipati Jeksanegara (Adipati Blambangan yang diangkat oleh VOC pada waktu itu) terhadap istri Ki Samila.
Baca Juga: Kisah Dibalik Pembangunan Monas, Adanya Sayembara untuk Membuat Desain