Sejarah Perang Puputan Bayu, Perjuangan Heroik Melawan VOC Bagian 3 : Fakta Menarik Perang

- 8 Maret 2022, 21:32 WIB
Ilustrasi VOC. Sejarah Perang Puputan Bayu, perjuangan heroik melawan penjajah : fakta menarik perang
Ilustrasi VOC. Sejarah Perang Puputan Bayu, perjuangan heroik melawan penjajah : fakta menarik perang / Pexels.com/ Helena Jankovičová Kováčová

RINGTIMES BANYUWANGI - Sejarah Perang Puputan Bayu memang tidak ada habisnya untuk dipelajari dan ditelusuri.

Bagaimana tidak, Perang Puputan Bayu merupakan perang yang diakui oleh pihak Belanda sendiri sebagai perang yang paling menegangkan, paling kejam, dan paling banyak memakan korban dari semua peperangan oleh VOC di Indonesia.

Tidak hanya itu, Perang Puputan Bayu adalah bukti perjuangan heroik melawan VOC para pejuang-pejuang Blambangan, kampung halaman kita.

Baca Juga: Sejarah Perang Puputan Bayu, Perjuangan Heroik Melawan VOC Bagian 2 : Kronologi Perang Part 2 End

Dilansir pada laman banyuwangikab.go.id dari buku 'Sekilas Perang Puputan Bayu' karya Hasan Ali, berikut fakta menarik dari sejarah Perang Puputan bukti sejarah perjuangan heroik melawan VOC.

1. Perang Puputan Bayu, yang memuncak pada tanggal 18 Desember 1771 diakui oleh Belanda sendiri sebagai perang paling menegangkan, palling kejam, dan paling banyak memakan korban dari semua peperangan yang dilakukan Belanda dimanapun di seluruh Indonesia.

2. Kengerian perang yang tidak ditemukan di perang-perang lokal di Indonesia.
Sebagai contoh, jika ada pasukan VOC yang tertangkap oleh pejuang Bayu, kepala mereka dipotong, ditancapkan di ujung tombak, dan diarak keliling desa.

Baca Juga: Sejarah Perang Puputan Bayu, Perjuangan Heroik Melawan VOC Bagian 2: Kronologi Perang Part 1

Begitu juga sebaliknya, jika pejuang Bayu tertangkap oleh pihak Belanda, maka kepala mereka juga dipotong, ditancapkan ke tonggak-tonggak pagar di sepanjang jalan desa.

3. Dari sejumlah 2.505 orang sisa pejuang Blambangan yang ditawan dan dibawa ke Pangpang, banyak diantara mereka yang dieksekusi dengan cara menenggelamkannya di laut, dirajam dan disiksa sampai mati.

Suatu hukuman yang lebih bersifat 'balas dendam' daripada sekedar melakukan hukuman pada musuh.

4. VOC telah mengerahkan tidak kurang 10.000 personil untuk menghadapi Perang Bayu.

Baca Juga: Sejarah Perang Puputan Bayu, Perjuangan Heroik Melawan VOC Bagian 1

Personil yang dilengkapi dengan peralatan lengkap dan senjata berat, didatangkan dari seluruh Jawa dan dari daerah pantai utara Jawa bagian timur.

Suatu jumlah yang luar biasa besar pada waktu itu.

5. Peperangan di Bayu telah memakan korban tidak kurang dari 60.000 rakyat Blambangan yang gugur, hilang, atau menyingkir ke hutan.

Saat itu, jumlah penduduk di Kabupaten Banyuwangi tidak sampai 65.000 orang, sehingga J.C. Bosch, seorang pejabat Pemerintahan Belanda pernah menulis dari Bondowoso tahun 1848 : " . . . daerah inilah barangkali satu-satunya di seluruh Jawa yang suatu ketika pernah berpenduduk padat yang telah dibinasakan sama sekali . . ."

6. VOC telah menghabiskan dana seharga 8 ton emas untuk merebut Blambangan, khususnya peperangan di Bayu.

Baca Juga: Mengenal Tari Gandrung, Kesenian Khas Banyuwangi: Sejarah, Busana dan Musik Pengiring

Jumlah yang sangat besar tersebut pada waktu itu menjadi pukulan telak bagi keuangan VOC.

Pimpinan VOC menyebutnya sebagai 'tidak sumbut' yang artinya tidak sesuai dengan kemungkinan apa yang dapat diperoleh sebagai imbalan dari Blambangan.

7. Perang Puputan Bayu memang berakhir pada tanggal 11 Oktober 1772 saat benteng Bayu berhasil direbut VOC.

Namun perlawanan rakyat dalam bentuk pemberontakan-pemberontakan lokal masih terjadi di berbagai daerah di Blambangan sampai tahun 1810 dengan dipimpin oleh sisa-sisa pejuang Bayu yang membandel dan pantang menyerah.

Belanda menyebutnya sebagai 'orang-orang Bayu yang liar'.

Itulah fakta menarik dari Perang Puputan Bayu.
Dari hal di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kemerdekaan sangat mahal harganya.

Para rakyat Bumi Blambangan berhasil mendapatkan kemerdekaan dan mempertahankan harga diri tanah air dengan perjuangan heroik yang sangat mengagumkan. 

Jayalah Bumi Blambangan!***

Editor: Shofia Munawaroh

Sumber: Pemkab Banyuwangi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x