Jejak Bangsa Arab di Banyuwangi

- 22 Agustus 2020, 09:45 WIB
ILUSTRASI Arab Saudi yang meninggalkan jejak di Banyuwangi
ILUSTRASI Arab Saudi yang meninggalkan jejak di Banyuwangi /- Foto: seputartangsel/Sugih Hartanto

RINGTIMES BANYUWANGI -Pada abad ke-7 masehi, terbentuk pelabuhan pelabuhan penting di Sumatera dan di Jawa yang banyak dikunjungi pedagang asing seperti China, Arab, dan Gujarat.

Jauh sebelum kerajaan-kerajaan Islam berdiri di Indonesia, selama berabad-abad orang Arab sudah berdatangan di Hindia Belanda.

Pada abad ke-7, mereka mulai berdagang di Malaka, yang pada saat itu merupakan pusat perdagangan yang ada di Nusantara.

Baca Juga: Badan Keamanan Rakyat (BKR), 75 Tahun Berdirinya Cikal Bakal TNI

Sekitar abad ke 18 migrasi orang Arab semakin meluas ke berbagai wilayah Indonesia.

Dikutip ringtimesbanyuwangi.com dari buku Banyuwangi dalam Mozaik, orang Arab yang saat ini menetap di Indonesia kebanyakan berasal dari Hadramaut, Yaman Selatan.

Selain berdagang, kedatangan bangsa Arab ke Banyuwangi ialah untuk menyebarkan agama Islam.

Baca Juga: Kunci Jawaban Soal kelas 7-9 SMP di TVRI, Jum’at 21 Agustus 2020

Bangsa Arab menyebarkan agama Islam di Banyuwangi dengan berceramah dan melakukan pernikahan dengan pribumi.

Pada tahun 1885 jumlah orang Arab yang bermukim di Banyuwangi sekitar 356 orang. Terdiri dari 84 laki-laki, 25 perempuan, dan anak yang lahir di Banyuwangi sekitar 247 orang.

Setiap pemukiman dipimpin oleh seorang kapiten atau letnan Kapiten setara dengan kepala desa atau lurah.

Baca Juga: Lirik Lagu Perfect dari Ed Shareen dan Terjemahan Bahasa Indonesia

Tugas kapiten atau letnan adalah melakukan pendataan penduduk, menjaga stabilitas wilayah dan memudahkan pengawasan.

Kapiten Arab pertama kali diangkat pada tahun 1872. Beberapa Kapiten Arab yang pernah mengepalai suku Arab di wilayah Kampung Arab Banyuwangi yaitu: Datuk Sulaiman Bauzir, Datuk Dahnan, Habib Assegaf, Ahmad Haddad.

Bekas Kampung Arab di Banyuwangi saat ini menempati J. Bangka, Kelurahan Lateng. Dulunya, Kampung Arab berada di dekat Pelabuhan Boom sehingga penduduknya bisa berdagang melalui pelabuhan itu.

Baca Juga: Shio hari ini Sabtu 22 Agustus 2020, Kuda Jangan Suka Ngegosip

Setelah Indonesia terbebas dari jajahan Belanda, kedudukan kapiten Arab dihapuskan.

Nama Kampung Arab kemudian berubah menjadi Kebun Jeruk. Disebut demikian karena dulunya hampir di setiap halaman rumah warga dipenuhi oleh pohon jeruk.

Suku Arab juga mempedagangkan jeruk khas Kampung Arab yang konon terkenal seantero Banyuwangi.***

Editor: Dian Effendi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah