Kenaikan PPN dan BBM bersamaan, Indonesia Terancam Gagal Perbaiki Daya Beli di Momentum Ramadhan dan Lebaran

- 1 April 2022, 18:25 WIB
Kenaikan tarif PPN yang berawal dari 10%  kini mengalami kenaikan sebesar 1% menjadi 11%  per 1 April 2022.
Kenaikan tarif PPN yang berawal dari 10% kini mengalami kenaikan sebesar 1% menjadi 11% per 1 April 2022. //Elchinator

 

RINGTIMES BANYUWANGI – Kenaikan tarif PPN yang berawal dari 10%  kini mengalami kenaikan sebesar 1% menjadi 11%  per 1 April 2022.

Tarif PPN ini diberlakukan bersamaan dengan naiknya harga bahan bakar minyak Pertamax.

Diberlakukannya PPN dan harga baru Pertamax digadang-gadang akan menimbulkan ancaman terhadap daya beli masyarakat Indonesia.

Baca Juga: PPN Pulsa dan Kuota Resmi Ikutan Naik Pasca Melonjaknya Harga Pertamax

Hal ini semakin kuat, karena Indonesia sedang berusaha bangkit dari situasi perekonomian pasca pandemi Covid-19 yang sudah terjadi sejak  tahun 2019 lalu.

Dengan adanya kenaikan yang dipicu oleh pasar global akibat perang di Ukraina, Indonesia pun ikut terkena imbasnya.

Terlebih karena sumber bahan pangan Indonesia sendiri banyak yang di impor dari Ukraina.

Dilansir RINGTIMES BANYUWANGI pada 1April 2022 dari kanal youtube CNBC yang berjudul ‘PPN Hingga Harga Pangan Naik Berjamaah, RI Menuju Stagflasi?’ yang di unggah Kamis, 31 Maret 2022.

Baca Juga: Rusia Membuat Kebijakan Baru, Pembeli Energi dari Eropa Wajib Menggunakan Rubel

Menurut Pakar Ekonomi Senior UI, Faisal Basri menilai kenaikan PPN menjadi 11%, kenaikan harga pangan hingga BBM akan berdampak pada tekanan daya beli masyarakat.

Faisal Basri juga mengatakan bahwa pasar global mengalami kenaikan yang signifikan mencapai 20%.

Atas dasar itu pula Indonesia menaikan 1% dari PPN sebelumnya 10%.

Faisal Basri juga menegaskan bahwa hal ini jelas karena Indonesia masih mengimpor beberapa bahan pangan dasar dari luar negeri seperti kedelai, jagung dan gandum dll.

Baca Juga: Usai Minta Pada Chris Rock Karena telah Menamparnya di Piala Oscar, Will Smith dapat Dipolisikan

Menurut Faizal Basri perkiraan APBN yang semula hanya 63 dollar meleset ke angka 100 dollar harga minyak bumi saat ini.

Ancaman yang akan berdampak pada daya beli masyarakat ini akan lebih terasa bersamaan dengan momentum menjelang bulan suci Ramadhan.

Selain bulan suci Ramadhan masyarakat juga akan disambut momentum hari raya Lebaran nantinya.

Momentum kenaikan serentak ini dirasa akan memiliki pengaruh serius terhadap ekonomi masyarakat.

Baca Juga: Setelah Harga Pertamax Naik, Kini Giliran PPN Pulsa dan Kuota Ikutan Melonjak

Mengingat tanpa adanya kenaikan PPN, harga-harga sudah mengalami kenaikan.

Faisal Basri juga melengkapi bahwa, momentum yang bersamaan ini menimbulkan efek sikologis secara sikologis.

Indonesia sendiri dengan tingkat penghasilan yang sebagian besar  pas-pasan, ketika ada satu yang naik maka masyarakat harus mengurangi satu lainya.

Berbeda dengan negara maju, mereka tidak mengalami hal seperti itu karena memang rata-trata pengeluarannya 50% untuk makanan.

Baca Juga: Doa dan Tradisi Umat Muslim Berziarah Kubur Jelang Ramadhan

Kenaikan yang kini meliputi bahan baku, BBM, dan PPN bersamaan ini akan memungkinkan memperlambat tumbuhnya perekonomian saat ini.

Meski lambat Faisal Basri mengatakan bahwa ekonomi akan tetap tumbuh dan tidak mencapai Stagflasi, tutupnya.*** 

Editor: Al Iklas Kurnia Salam

Sumber: YouTube


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x