Penderita Diabetes 1,5 Kali Lebih Berisiko Terkena Stroke, Cari Tahu Faktanya

- 11 Desember 2020, 07:30 WIB
Penderita Diabetes 1,5 Kali Lebih Berisiko Terkena Stroke, Cari Tahu Faktanya
Penderita Diabetes 1,5 Kali Lebih Berisiko Terkena Stroke, Cari Tahu Faktanya /Pixabay/naturwohl-gesundheit/

RINGTIMES BANYUWANGI – Stroke adalah gejala kelumpuhan sebagian tubuh akibat penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah di otak.

Stroke juga disebut sebagai penyakit yang menyebabkan kecacatan untuk jangka waktu panjang.

Sebagian orang yang sembuh bisa pulih sepenuhnya. Namun, sebagian lainnya tidak bisa.

Baca Juga: Anggota DPR Guspardi Memberikan Apresiasi Pada Pilkada Serentak 2020

Selain orang dengan riwayat keturunan yang berisiko tinggi mengalami stroke, penderita diabetes juga.

Berikut ini fakta penderita diabetes lebih berisiko terkena stroke, dilansir Ringtimesbanyuwangi.com dari laman Healthline pada 10 Desember 2020.

Keterkaitan Diabetes dan Stroke

Faktanya, memang diabetes mampu menaikkan resiko hingga 1,5 kali lebih tinggi seseorang terkena stroke.

Hal ini karena kemampuan insulin pada penderita diabetes yang bekerja kurang maksimal.

Baca Juga: Waspadai Penipuan Lewat Kode QR Palsu, Begini Cara Melindungi Smartphone Agar Tidak Diretas

Insulin sendiri bekerja untuk memproses glukosa dalam darah. Namun, hal ini tidak terjadi pada penderita diabetes.

Sehingga gula dalam darah menjadi berlebihan. Efeknya bisa menyebabkan plak atau endapan lemak dalam pembuluh darah.

Pada tahap ini, jika plak menyebabkan gumpalan pada pembuluh darah di otak, akibatnya yaitu penyumbatan.

Proses ini disebut juga aterosklerosis. Stroke memang bisa tejadi dengan banyak cara, dan ini adalah salah satunya.

Baca Juga: 5 Tips Mudah bagi Fotografer Pemula, Hasil Foto Keren untuk Panorama Malam

Faktor Risiko Lain

Banyak faktor yang mampu meningkatkan risiko terkena stroke, selain penyakit diabetes.

Seperti tekanan darah tinggi, masalah pembekuan darah, kolesterol tinggi, riwayat serangan jantung, dan Transient Ischemic Attack (TIA).

Selain itu, jika kamu memiliki Fibrilasi Atrium (AFib), anemia sel sabit, atau penyakit arteri kronis, juga bisa menaikkan risiko terkena stroke.

Baca Juga: 4 Cara Agar Hati Tenang di Tengah Pandemi Covid-19

Pola hidup juga bisa menjadi faktor risiko, seperti makan makanan yang rendah nutrisi, merokok, dan tidak aktif bergerak.

Gejala Stroke

Stroke muncul bersama beberapa gejala, antara lain bagian tubuh atau sisi tubuh yang mati rasa.

Keseimbangan yang terganggu hingga kesulitan berjalan. Selain itu, pusing atau sakit kepala mendadak.

Baca Juga: Soal dan Jawaban IPS Kelas 5 SD Sederajat Semester Ganjil

Setelah pusing, bisa juga mengalami kebingungan dan salah satu atau kedua pengelihatan yang menjadi terganggu.

Bagaimana jika ada keluarga atau tetangga yang mengalami gejala stroke. Kamu bisa melakukan bantuan dengan cara:

  1. Perhatikan jika saat tersenyum wajah orang tersebut lumpuh sebelah.
  2. Perhatikan jika kamu mengangkat lengan orang tersebut, lalu lengan terhempas kebawah.
  3. Perhatikan apakah orang tersebut tidak mampu berbicara secara lancar.

Jika hal ini terjadi, sebaiknya segera menghubungi pihak medis untuk mendapat penanganan segera.

Baca Juga: Perawatan Kulit Sehat dan Cerah, 6 Skincare Wajib yang Harus Diketahui Pemula

Semakin cepat mendapat pertolongan, semakin tinggi harapan penderita stroke untuk pulih.***

Editor: Shofia Munawaroh

Sumber: Healthline


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah