Salah satu keluhan paling umum dari orang yang mengonsumsi statin adalah nyeri otot. Anda mungkin merasakan sakit ini sebagai rasa sakit, kelelahan atau kelemahan pada otot Anda.
Rasa sakitnya bisa berupa ketidaknyamanan ringan, atau bisa cukup parah hingga membuat aktivitas harian Anda sulit.
Namun, para peneliti telah menemukan efek "nocebo" jika dikaitkan dengan nyeri otot dan statin yang dirasakan.
Efek "nocebo" berarti orang yang memiliki ekspektasi negatif tentang laporan pengobatan mengalami potensi efek samping pada tingkat yang lebih tinggi daripada yang seharusnya ditimbulkan oleh obat tersebut.
Risiko aktual timbulnya nyeri otot akibat mengonsumsi statin sekitar 5 persen atau kurang dibandingkan dengan mengonsumsi pil yang tidak mengandung obat (plasebo).
Baca Juga: Agar Kadar Asam Urat Turun, Lakukan Penanganan Mudah Sesuai Anjuran Dokter Berikut Ini
Namun, penelitian telah menemukan bahwa hampir 30 persen orang berhenti minum pil karena nyeri otot bahkan ketika mereka menggunakan plasebo.
Prediktor kuat Anda akan mengalami nyeri otot saat mengonsumsi statin adalah apakah Anda membaca tentang potensi efek sampingnya atau tidak.
Sangat jarang, statin dapat menyebabkan kerusakan otot yang mengancam jiwa yang disebut rhabdomyolysis (rab-doe-my-OL-ih-sis). Rhabdomyolysis dapat menyebabkan nyeri otot yang parah, kerusakan hati, gagal ginjal dan kematian.
Risiko efek samping yang sangat serius sangat rendah, dan dihitung dalam beberapa kasus per juta orang yang memakai statin.