4 Media Asing Soroti Peristiwa Naas SJ 182, Sebut Indonesia Miliki Penerbangan Terburuk di Dunia

10 Januari 2021, 15:54 WIB
Media asing dari berbagai negara menyoroti peristiwa naas jatuhnya pesawat SJ 182 dengan catatan sebagai negara yang memiliki penerbangan terburuk di dunia.* /Antara/Rezky Purwono/

RINGTIMES BANYUWANGI – Media asing menyebut Indonesia memiliki fasilitas penerbangan dengan catatan terburuk di dunia karena tingginya kasus kecelakaan udara yang menewaskan banyak korban.

Peristiwa naas terjadinya kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 Jakarta-Pontianak yang jatuh di perairan Kepualuan Seribu dengan 62 penumpang beserta awak kabin dan penumpang pada Sabtu, 9 januari 2021 kembali menjadi sorotan media asing.

Peristiwa naas ini terjadi 4 menit setelah pesawat Sriwijaya Air SJ 182 dengan pilot lepas landas dari Bandara Internasional Soekarno Hatta menuju Pontianak.

Data pelacakan Flightradar24 menunjukkan pesawat SJ 182 mendatar di ketinggian sekitar 10.000 hingga 11.000 kaki 3 menit lebih setelah lepas landas, sebelum turun dengan lebih cepat ke air hanya dalam waktu 14 detik. 

Baca Juga: Besok! Stray Kids dan GOT7 Meriahkan Perayaan Ulang Tahun Shopee di TV Show Shopee 12.12 Birthday

Hal tersebut menunjukkan kecepatannya turun lebih dari 40.000 kaki per menit, tingkat yang jauh di atas operasi rutin.

Acuan tersebut menjadi landasan bagi beberapa media yang menyoroti peristiwa naas SJ 182 dengan melebeli bahwa penerbangan Indonesia memiliki catatan terburuk di dunia.

Hal tersebut bukanlah satu-satunya, media asing tersebut memiliki banyak bukti dengan label Indonesia memiliki catatan penerbangan terburuk di dunia.

Sebelumnya, masih ada beberapa peristiwa naas yang menimpa Indonesia saat kecelakaan pesawat terjadi dan menewaskan ratusan korban.

Pada tahun 1997, maskapai Garuda Indonesia 152 jatuh mendekati bandara di Medan, Sumatera Utara yang menewaskan 234 orang menjadi salah satu catatan parah media asing.

Berikutnya, pesawat AirAsia 8501 yang jatuh pada akhir tahun 2014 sedang dalam perjalanan ke Singapura dari Surabaya juga menjadi sorotan mereka.

Tiga tahun sebelum itu, catatan menunjukkan jatuhnya pesawat Lion Air yang jatuh ke Laut Jawa hanya beberapa menit setelah lepas landas dari Jakarta, menewaskan 189 orang di dalamnya.

Baca Juga: Warga Korea Selatan Rebutan Daftar Operasi Plastik Sebelum Corona Usai

Berikut adalah beberapa daftar media asing yang menyoroti penerbangan Indonesia dengan catatan menjadi Negara dengan penerbangan terburuk di dunia, mengingat Indonesia berdiri sebagai Negara yang besar dan kepulauan.

Media asing Seattletimes.com pada 9 Januari, 19.39 waktu setempat mengatakan bahwa Indonesia mengalami kritis kecelakaan udara.

“Indonesia, which had one of the fastest-growing airline industries in the world prior to Covid, has a patchy safety record when it comes to air accidents.”

Sejarah penerbangan Indonesia dikatakan sangat buruk sehingga membuat operator Indonesia dilarang dari Eropa pada 2007 dan hanya pada Juni 2018 larangan penuh tersebut dicabut.

Mereka juga mengungkapkan bahwa pada tahun 1997, Garuda Indonesia Penerbangan 152 jatuh mendekati sebuah bandara di Medan di Sumatera Utara, menewaskan 234 orang. Penerbangan AirAsia 8501 yang jatuh pada akhir tahun 2014 sedang dalam perjalanan ke Singapura dari Surabaya.

Baca Juga: Inggris Kembali Lockdown, Kasus Virus Corona Baru Semakin Kritis

Media Arab juga menyoroti catatan buruk penerbangan di Indonesia, Arabnews pada 9 Januari 2021.

Mereka menyatakan bahwa Indonesia memiliki catatan penerbangan yang buruk sehingga Amerika melarang operasi penerbangan Indonesia karena kurang sesuai dengan standart penerbangan yang telah ditetapkan.

Catatan buruk mengenai penerbangan Indonesia juga disoroti oleh media asing Newsnationnow.com pada 8.49 waktu setempat.

Mereka menyoroti catatan kecelakaan penerbangan yang menimpa beberapa pesawat di Indonesia dengan jumlah korban yang banyak.

Peristiwa naas yang menimpa perjalanan penerbangan Indonesia dikatakan menjadi perisitiwa buruk selama ini.

“Indonesia, negara kepulauan terbesar di dunia, dengan lebih dari 260 juta orang, telah dilanda kecelakaan transportasi di darat, laut dan udara karena kepadatan kapal feri yang berlebihan, infrastruktur yang sudah tua, dan standar keselamatan yang tidak ditegakkan dengan baik.”

Baca Juga: Dinilai Ampuh Hingga 70 Persen, India Setujui 2 Jenis Vaksin Corona untuk Vaksinasi

Tak sampai disitu, media asing lain Bloombergquint pada 10 Januari pagi waktu setempat juga menyoroti catatan mengenai buruknya penerbangan di Indonesia.

“Sejarah penerbangannya yang buruk membuat operator dari negara Indonesia dilarang beroperasi di Uni Eropa pada 2007 dan baru pada Juni 2018 larangan penuh itu dicabut..”

Mereka menyatakan bahwa sebelum kecelakan pesawat Sriwijaya Air 182 ini masih ada beberapa kecelakaan udara yang menimpa Indonesia yang memakan korban.

Catatan mereka menunjukkan Indonesia sering mengalami kecelakaan udara mulai dari jatuhnya pesawat dari Garuda maskapai, Lion Air, hingga saat ini Sriwijaya Air SJ 182.***

 

Editor: Ikfi Rifqi Arumning Tyas

Tags

Terkini

Terpopuler