Siap Dipenjara, Presiden Filipina Perintahkan Militer Bantai Komunis

6 Maret 2021, 18:30 WIB
Potret Presiden Filipina Rodrigo Duterte. /Reuters/Hoang Dinh Nam/

RINGTIMES BANYUWANGI – Rodrigo Duterte, Presiden Filipina kembali membuat pernyataan yang mengejutkan saat ia memerintahkan pasukan militer dan polisi untuk membantai kelompok komunis di negara kepulauan tersebut.

Dalam perintahnya, Presiden Filipina tersebut menginstruksikan pasukan bersenjata di negaranya untuk menghabisi dan membunuh seluruh pemberontak komunis.

Perintah pembantaian komunis tersebut disampaikan Rodrigo Duterte dalam pertemuan Pemerintah terkait dengan penentangan komunisme.

Baca Juga: Pangdam IX Udayana dan Shopee Indonesia Bantu Memberi Solusi Krisis Air Bersih di NTT

Baca Juga: Prediksi Perang Dunia 3 Akan Pecah, Dampaknya bagi Indonesia Mengejutkan

“Saya telah memberi tahu militer dan polisi bahwa jika mereka bertempur dengan pemberontak komunis, bunuh mereka. Pastikan kalian benar-benar membunuh dan menghabisi mereka, jika masih hidup,” tuturnya pada Sabtu, 6 Maret 2021.

Langsung mendapat banyak sorotan, instruksi tersebut pun menimbulkan kekhawatiran seperti yang pernah terjadi sebelumnya.

Instruksi pembantaian komunis tersebut dikhawatirkan akan menjadi gelombang baru pertumpahan darah, yang sebelumnya terjadi saat pemberantasan narkoba.

Seperti yang pernah diterbitkan sebelumnya dalam Pikiran-Rakyat.com dengan artikel yang berjudul Presiden Filipina Instruksikan Pembantaian Komunis: Lupakan HAM, Saya Siap Dipenjara

Meski begitu, Rodrigo Duterte tetap mengingatkan agar pasukan yang menghabisi anggota komunis tersebut tetap menyerahkan jasad mereka ke keluarga masing-masing.

”Lupakan hak asasi manusia, itu perintah saya. Saya bersedia masuk penjara, itu bukan masalah,” ujarnya.

Baca Juga: Laporan Asal-Usul Covid-19 Terbit Bulan Ini, Para Ahli Percaya Virus Berasal dari Kelelawar

Rodrigo Duterte saat memberikan instruksi tersebut menyatakan jika diirnya tak ragu melakukan hal tersebut dan ia nmenyatakan siap dipenjara jika memang hal-hal tersebut harus dilakukan untuk kepentingan negaranya.

“Kalian semua bandit, kalian tidak memiliki ideologi. Bahkan China dan Rusia, semua kapitalis sekarang,” kata Rodrigo Duterte saat menegaskan pernyataannya kepada para pemberontak komunis.

Pada saat yang sama, dia juga menjanjikan pekerjaan, tempat tinggal, dan penghidupan bagi pemberontak komunis yang menyerah.

Perlu diketahui sebelumnya jika perang terhadap pemberontakan komunis di Filipina telah terjadi sejak tahun 1968 dan menjadi salah satu perang pemberontakan Maoisme terlama di dunia.

“Kalian telah bertempur selama 53 tahun terakhir, dan sekarang saya sudah memiliki cicit, sementara kalian masih berjuang,” ujar Rodrigo Duterte.

Sejak 50 tahun terakhir, pemberontakan komunis tersebut telah memakan lebih dari 30.000 nyawa manusia berdasarkan data dari militer.

Baca Juga: Bioterorisme Jadi Pandemi Berikutnya Menurut Bill Gates, Mungkinkah Senjata Perang Dunia 3?

Sebelumnya, sejumlah Presiden Filipina telah berusaha untuk menuntaskan masalah ini namun gagal mencapai kesepakatan damai dengan para pemberontak.

Sementara itu, Jose Maria Sison yang menjadi pemimpin pemberontak komunis, saat ini mengasingkan diri di Belanda.

Saat mencalonkan diri sebagai Presiden pada tahun 2016 lalu, Presiden Filipina, Rodrigo Duterte berjanji untuk mengakhiri pemberontakan melalui perundingan damai.***(Eka Alisa Putri/Pikiranrakyat.com)

 

 

Editor: Kurnia Sudarwati

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler