Arak Keliling Tengkorak Manusia, Ritual Tahunan India yang Misterius

18 April 2021, 15:26 WIB
Sebuah wilayah di India melaksanakan ritual untuk menenangkan dewa dengan mengarak tengkorak manusia keliling jalanan. /Pikiran Rakyat Tasikmalaya

RINGTIMES BANYUWANGI – Tradisi pada suatu daerah akan memiliki keunikan yang khas. Salah satunya adalah ritual dalam festival keagamaan dan kebudayaan.

Sebuah ritual tak biasa dan unik terjadi dalam festival Hindu bertempat di Bardhaman, India. Disebutkan jika festival tersebut mengharuskan penyembah untuk menari sambil mengarak tengkorak manusia di jalanan.

Namun bukan tak ada maksud, adanya ritual tersebut merupakan simbol dari harapan penyembah agar Dewa bisa senang dan tenang.

Baca Juga: PBB Saluti Pemikiran Anies Baswedan, Ferdinand Hutahaean: Tak Layak Dibanggakan

Mengharapkan berkah dan panen yang baik pada tahun mendatang juga menjadi keinginan bagi warga di Bardhaman, India dengan melakukan pengarakan tengkorak kepala manusia tersebut.

Tujuan penuh dari diadakannya festival tersebut dalah untuk menenangkan dan menyenangkan Dewa Hindu serta membawa keberuntungan bagi penyembah yang melakukan ritual tersebut.

Festival itu akrab disebut sebagai Festival Gajan yang merupakan perayaan bagi Hindu dalam satu minggu di negara India bagian Benggala Barat.

Saat festival tersebut berlangsung, penduduknya akan berpakaian dengan warna cerah dan memamerkan tengkorak manusia dengan diarak keliling kepada banyak orang.

Baca Juga: 6 Rahasia Panjang Umur Orang Jepang

Festival Gajan diadakan setiap bulan April dengan turut membawa pedang saat perayaannya.

Uniknya, pemegang tengkorak akan dihiasi dengan bunga dan hasan kepala yang cantik dnegan pembuatan yang rumit. Namun aksesn cerah dan berwarna-warni menjad hal yang menarik perhatian bagi pemegang tengkorak.

Tentu saja hal itu menjadi sangat menarik bagi masyaraat sekitar dengan menonton dan berkumpul serta memotret banyak umat Hindu.

Dilansir Ringtimesbanyuwangi.com dari The Daily Star pada 18 April 2021, Festival Gajan dikaitkan dengan dewa Hindu Siwa, Neel, dan Dharmaraj.

Berbagai foto yang tersebar menunjukkan ritual tersebut diwarnai dengan cat yang dioles pda bagian atas tengorak. Menairknya lagi, tengkorak yang diarak banyak yang masih memiliki rambut serta gigi.

Baca Juga: Dukung Ukraina Lawan Rusia, Inggris Kerahkan Kapal Perang ke Laut Hitam

Dikutip Ringtimesbanyuwangi.com dari The Daily Star, disebutkna fotografer Avishek Das jika saat hari terakhir dalam kalender Bengali adalah pada pertengahan April di mana para pemujanya melaksanakan tradisi berusia 100 tahun.

Hal itu dilakukan dengan berbagai maksud seperti penyembahan mayat untuk memuaskan Dewa Siwa yang aka memberikan hujan serta panen yang baik di tahu berikutnya.

Festival Gajan diiringi dengan pameran dan musik serta tabuhan drum sembari digelarnya pertunjukkan api yang menakjubkan.

Festival memang akrab dnegan wilayah Benggala Barat terutama untuk meryakan pra-panen. Hal lain yang dilakukan adalah dengan menusuk dengan tongkat besi yang tajam bagi pria disana.

Menusuk bagian bibir dan telinga akan membuat rasa sakit yang diartikan sebagai pengorbanan dan pengabdian pada dewa Siwa dengan ganjaran panen yang baik di tahun ini.***

Editor: Indah Permata Hati

Sumber: The Daily Star

Tags

Terkini

Terpopuler